"Mengapa kamu masih bertahan di Kompasiana?" Seseorang bertanya kepadamu. Lantas, apa jawabanmu?
Mungkin kamu akan menjawab, "Karena aku senang berbagi buah pikiran dengan sesama. Kompasiana wadah yang tepat untuk itu."
Atau, "Aku betah di Kompasiana karena ada imbalannya. Ada uang K-Rewards. Ada juga sekadar merchandise atau piagam."
Barangkali di antara kamu juga ada yang menjawab, "Yah, aku bertahan di Kompasiana karena terpaksa." Lho, kok bisa.
Apapun jawabanmu, kata Amitai Etzioni, seorang sosiolog Israel-Amerika, bisa dimasukkan ke dalam satu dari tiga pola keterlibatan atau peranserta berikut: alienatif, kalkulatif, atau moral.
Seperti apa itu, saya akan terangkan di bawah ini.
***
Dalam buku klasiknya, Modern Organizations (Prentice-Hall,1964), Etzioni merumuskan teori "kepatuhan dalam organisasi" (compliance theory). Merujuk pendekatan tipe ideal Max Weber, dia membedakan organisasi berdasar tipe kekuasaan di dalamnya. Setelah itu dia menunjukkan tiga tipe kepatuhan atau keterlibatan anggota yang selaras (congruent) dengan masing-masing tipe organisasi tadi.
Tepatnya begini. Kata Etzioni terdapat tiga tipe organisasi menurut pola kekuasaan di dalamnya.
Pertama, organisasi dengan kekuasaan yang bersifat kursif atau pemaksaan/kekerasan (coercive power). Misalnya penjara, kamp konsentrasi, dan rumah sakit jiwa. Rasanya tidak ada orang yang sukarela masuk penjara, kamp konsentrasi, atau RSJ, bukan?