Setiap artikel adalah bentuk tindakan sosial komunikatif dan, karena itu, pasti lahir dari motif subyektif tertentu. Apakah motifmu?
"Mengapa kamu rutin menulis artikel?" Itu pertanyaan tentang motif menulis entah di blog pribadi, blog sosial, media massa, dan aneka flatform medsos.
"Saya menulis karena ...," jawabmu, membeberkan alasan mengapa kamu rajin menulis artikel.
Alasan yang kamu kemukakan itu disebut "motif subyektif". Motif yang mendasari aksi atau tindakanmu menulis artikel. Mungkin sama dengan motif orang lain, tapi mungkin juga berbeda.
Lantas, apa sebenarnya motif subyektifmu untuk menulis artikel?
Tentu, setiap individu punya motif subyektif yang khas. Mengingat setiap individu itu bersifat unik. Karena itu, jumlah variasi motif subyektif individu untuk menulis sama dengan jumlah individu penulis itu sendiri.
"Wah, bisa jontor mulut kalau harus mengeja ratusan juta motif subyektif para penulis." Begitu mungkin pikiran orang yang tertarik mengungkap atau mempelajari motif-motif subyektif para penulis.
Tenang, ada cara sederhana. Max Weber, sosiolog klasik Jerman, telah menyediakan pendekatan "tipe ideal" (ideal type). Ini suatu pendekatan yang menyederhanakan gejala-gejala atau tindakan-tindakan sosial yang rumit ke dalam beberapa tipe ideal.
Namanya tipe ideal, ya, tak ada dalam kenyataan. Tapi tipologi itu penting karena sangat membantu untuk memahami tindakan sosial individu.
Okelah. Lalu bagaimana cara menggunakan pendekatan tipe ideal itu untuk memahami motif seseorang menulis artikel?