Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Air Keruh Membersihkan

Diperbarui: 18 April 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi air sawah keruh (Foto: pixabay.com via bri.co.id) 

"Kita tak harus menjadi orang suci dulu supaya boleh menyatakan kebenaran."

Aek na litok paiashon, air keruh membersihkan.

Itu nasihat kakek Engkong Felix. Dulu, ya, dulu. 

Usia kakek engkong kini sudah di atas 100 tahun. Andai, ya, andai kakek masih hidup.

Nasihat itu pelajaran dari alam. Alam terkembang jadi guru, kata orang Minang.

Lihatlah. Orang Batak dan Minang itu sama saja. Sama-sama pembelajar yang berguru pada alamnya.

Alam persawahan. Secara khusus, itu maksudku.

Dulu selepas bekerja di sawah, entah habis membajak atau membersihkan pematang, kakekku selalu membersihkan tangan dan kaki menggunakan air sawah.

Kamu tahu air sawah, bukan. Keruh, ya, keruh. Bukan kotor dalam arti terpolusi limbah, ya. Tapi keruh oleh lumpur yang belum sempat mengendap.

Bersih? Ya, sekurangnya lumpur yang menempel di kaki dan tangan larut dan lepas dari kulit. Itulah definusi bersihnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline