Gak usah kaget, para pembaca. Skor 7-1 itu hasil agregat dua laga FIFA Match Day, 27 dan 30 Januari 2022. Skor laga pertama 4-1 dan kedua 3-0 untuk Timnas Indonesia. Jumlahkan skornya, ketemu 7-1, kan?
Saya jengkel pada rekan-rekan sesama pengamat sepakbola tak tersertifikasi. Mereka setengah mengejek Timnas Indonesia. Katanya, "Kemenangan Indonesia itu hadiah dari Timorleste", "Timnas Indonesia kualitas tarkam", dan "Indonesia berutang budi pada Timorleste".
Woi, kamu, kamu, dan kamu, para pengamat amatir zonder besluit. Coba kamu sendiri yang main lawan Timnas Timorleste sana. Boleh pakai jasa pelatih Mourinho, gratisan. Saya jamin Timnas Indonesia yang dibotaki 18-0. Macam nasib Timnas Putri Indonesia dibotaki The Matildas baru-baru ini.
Itu para pengamat amatir musiman, hanya muncul saat musim laga liga, maunya apa sech? Timnas Indonesia menang saja masih dikomentari miring. Gimana kalau kalah lawan Timorleste. Wuah, bisa caci-maki guling-guling. "Bubarkan PSSI!" "Pecat Shin Tae-yong!" "Ganti semua pemain!" "Hajar Engkong Felix!" Eh busyet, salah gue ape, yak!
Begini, ya. Kamu pikir Paulo Gali, striker Timorleste, yang lahir dua kali di tahun yang berbeda, itu bisa memasukkan satu gol ke gawang Indonesia kalau gak diberi assist oleh pemain Indonesia dan kiper Indonesia bisa nangkep bola? Gak bakalan, Bro and Sis.
Lalu gol ke gawang Timorleste dari titik penalti, hukuman gegara bola menyentuh tangan bek Timorleste. Kamu pikir eksekusi tendangan penalti itu macam masukin bakso ke dalam mulut? Jangan kata eksekusi penalti yang gagal di kaki pemain Timorleste. Lionel Messi aja bisa gagal, kok.
Lagi pula, kamu pikir gampang bikin tangan pemain lawan menyentuh bola di kotak penalti? Beuh, hanya pemain sepak bola kelas dunia yang mampu melakukannya, Kawan. Atau pemain bola basket dan volli.
Ada lagi pengamat amatir bilang gol bunuh diri kiper dan bek Timorleste itu semacam pemberian. Eh, pakai logika. Kalau Timorleste mau kasi gol, ya, logikanya kasi masuk ke gawang Indonesia, dong. Bukan ke gawang sendiri. Itu namanya ambil gol.
Lagian kamu pikir gampang memprovokasi pemain lawan bikin gol bunuh diri? Hanya Pratama Arhan yang bisa melakukannya di Timnas Indonesia. Dia sukses memaksa kiper dan bek Timorleste bikin gol bunuh diri. Dua kali bunuh diri, Bro, tapi tetap hidup. Maka jangan anggap enteng Timnas Timorleste.
Kamu juga perlu tahu, bikin gol bunuh diri itu paling berat selapangan sepakbola. Di dunia ini, tak banyak pemain yang mampu melakukan. Di Timnas Indonesia, seingatku, hanya Asnawi Mangkualam yang mampu melakukannya dengan penuh sesal di ajang Piala AFF 2020. Dosa, tauk!