Mitigasi, jika merujuk arti kata aslinya, mitigation, adalah "the process or result of making something less severe, dangerous, painful, harsh, or damaging". Begitu tertulis dalan kamus Merriam-Webster.com.
Terjemahan arti itu adalah "proses atau hasil menjadikan sesuatu menjadi kurang parah, bahaya, derita, kejam, atau rusak".
Misalnya mitigasi gempa. Berarti langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurangi dampak negatif gempa. Misalnya kerusakan bangunan.
Nah, terkait kerusakan bangunan, Admin Kompasiana baru menawarkan topik pilihan "Mitigasi Gempa Banten". Sampai di situ tak ada soal.
Menjadi soal karena kemudian Admin K menayangkan artikel dengan judul "Gempa Banten dan Mitigasi Bangunan Tahan Gempa" (K. 14/1/2022). Setidaknya jadi soal untuk Mas Jepe Jepe. Sehingga dia menulis artikel "Memitigasi Bangunan Tahan Gempa, Jinja?"
Inti soalnya begini. Kata mitigasi lazimnya digandengkan dengan kata yang pengertiannya mengandung dampak negatif. Misalnya mitigasi bencana, mitigasi gempa, mitigasi banjir, mitigasi pandemi, dan mitigasi puso (gagal panen).
Sekarang perhatikan frasa "mitigasi bangunan tahan gempa". Frasa "bangunan tahan gempa" itu sendiri menunjuk pada salah satu bentuk "mitigasi (dampak negatif) gempa". Hasilnya kerusakan bangunan dapat dicegah atau diminimalkan.
Jika disederhanakan: "mitigasi bangunan tahan gempa" = "mitigasi mitigasi gempa". Artinya, "mitigasi gempa" dianggap memiliki dampak negatif, sehingga harus dimitigasi.
Lha, itu artinya menegasikan upaya pengurangan dampak gempa. Ringkasnya, cara "mitigasi bangunan tahan gempa" berarti "meniadakan bangunan tahan gempa". Hahaha.
Jadi, bagaimana mestinya? Bukan "mitigasi bangunan tahan gempa", tapi cukup "bangunan tahan gempa". Frasa ini sudah menunjuk pada "mitigasi (= bangunan tahan) gempa". Atau, kalau mau ngotot pakai kata mitigasi, ya, menjadi "Mitigasi Gempa (Banten), Bangunan Tahan Gempa". Atau, "Gempa Banten, Mitigasinya Bangunan Tahan Gempa".