Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Benarkah Tim Indonesia Kalah karena Kurang Gizi? [Atau Salah Jokowi?]

Diperbarui: 31 Desember 2021   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Indonesia Ricky Kambuaya mengecoh dua pemain Thailand: kurang gizi? (Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN via kompas.com) 

Tim Indonesia kalah dari Tim Thailand karena faktor kurang gizi. Itu salah Jokowi. Karena dia lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur ketimbang nutrisi bangsa.

Itu kesimpulan Rocky Gerung. Silahkan cek sendiri di medsosnya atau di media online.

Barangkali kalau mau lebih kasar, kesimpulan Gerung itu bisa dirumuskan begini: Tim Indonesia kalah dari Tim Thailand karena mereka disuruh makan aspal. Frasa "rakyat makan aspal" itu ditiupkan kelompok oposisi, tempat Gerung berada.

Sebenarnya saya malas menanggapi pernyataan Gerung itu. Karena dia cenderung bicara tanpa basis data. Cuma membelok-belokkan logika saja ke jalan sesat. Ingat, dia jago logika. Tahu benar cara memproduksi pernyataan yang sekilas terdengar logis -- terutama bagi mayoritas pengagumnya yang mungkin sudah terdungukan -- padahal sesat.

Menyalahkan Jokowi atas kekalahan Tim Indonesia jelas sebuah pernyataan dungu yang berlebihan. Tapi itulah Gerung dan oposisi. Semua masalah selalu bisa dan harus bisa disimpulkan sebagai kesalahan Jokowi.

Tapi karena sudah kadung diminta rekan di WAG untuk menanggapi, dan bodohnya saya iyakan pula, maka saya tulislah bantahan ini.

Pertama, khusus untuk Timnas Indonesia yang sedang berlaga di Piala AFF 2020, sudah ada Tim Nutrisi yang memastikan para pemain mendapat asupan gizi terbaik selama persiapan sampai pelaksanaan pertandingan. Jadi alasan kurang gizi tak relevan untuk tim itu. 

Ingat, bukankah pelatih Shin Tae-yong protes pada porsi dan menu "nasi kotak" jatah Tim Indonesia dari panitia? Itu artinya Tim Indonesia sudah punya standar  asupan pangan dan gizi. Panitia Piala AFF 2020 dinilai tak memenuhi standar itu. Jadi, mestinya salahkan panitialah. Kalau doyan kambing hitam, sih.

Kedua, rerata usia pemain Indonesia adalah 24 tahun, dengan penumpukan pada selang usia 19-23 tahun. Kalau ditarik ke tahun 2014, awal periode pertama pemerintahan Jokowi, berarti usia termuda adalah 12 tahun. 

Nah, selama 12 tahun sebelum tahun sebelum 2014, atau periode 2002-2014, siapa presiden Indonesia? Selama 10 tahun dalam periode itu, Indonesia  dipimpin Presiden SBY, bukan? Mengapa Gerung tak menyalahkan SBY?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline