Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Timnas Indonesia, Kompasiana, dan Online Food

Diperbarui: 30 Desember 2021   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi prokes Covid 19 Online Food (Dokpri)

Pagi blau yang galau. Entah ke mana perginya matahari. Tak bisakah dia memberi semangat pagi? Sekali ini saja.

Tadi malam ada laga leg 1 Piala AFF 2020 di Kallang, Singapura. Timnas Indonesia belum menang. Timnas Thailand belum kalah. 

Harus terima kenyataan. Fakta terburuk. Tak perlu marah, mengumpat, memaki, atau apa saja tindak lepas kendali. 

Kamu boleh kecewa, marah, dan senewen karena dipehape atau dighosting gebetanmu. Tapi janganlah pula kamu tumpahkan semua rasa itu pada Timnas Indonesia. 

Apa salahnya Timnas Indonesia? Mereka tidak kalah. Hanya belum menang.

Maka, saya heran membaca ulasan laga Timnas Indonesia dan Timnas Thailand di Kompasiana. Hampur semua judul menggunakan kata dan frasa negatif.

Bisakah kita berhenti menghakimi Timnas Indonesia hanya karena tak mampu memberi kemenangan instan?

Eh, dengarkan. Menjadi jawara sepakbola itu perlu proses panjang yang menyakitkan. Tak cukup dengan ayat, mantra, dan santet.

Kompetisi sepakbola itu bukan macam kontestasi pilgub. Kamu bisa menang dengan modal ayat. Walau kamu tak punya prestasi politik di latar belakang. Itu namanya instan.

Ah, sudahlah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline