Hoaks? Ya, coba masuk ke microsite Kompasianival.com. Dari semua menu yang ada, hanya menu "Voting Award" yang ada isinya. Selebihnya -- menu Mainstage, Rundown, Community Trivia, Community Longue, Photo Booth, Nostalgia, Game -- belum tersedia, alias kosong. Artinya? Kompasianival 2021 direduksi menjadi hanya acara Kompasiana Award (K-Award). Salahkah kalau Engkong bilang Admin K(ompasiana) telah menebar hoaks?
Tapi bukan hanya Admin K yang menebar hoaks. Kompasianer juga ikut menebar. Terutama Acek Rudy, Kompasianer spesialis Numerologi Kamasutra yang telah bertransformasi menjadi generalis "palugada" (Ape lu mau, gue ada). Dia baru saja menganggit dan mengagihkan artikel tinjauan "Kompasiana Awards dari Masa ke Masa: 2014-2020" (K. 07/11/2021).
Judul yang pas untuk artikel Acek Rudy itu sebenarnya "Daftar Nama Peraih Kompasiana Award Tahun 2014-2020". Sebab kalau baru tujuh tahun terakhir, itu namanya (hampir) dekade. "Masa ke masa" itu kalau misalnya sejak jaman kolonial, Jepang, Orde Lama, Orde Baru, sampai Orde Reformasi (reformasi kan perubahan, kok ada ordenya, ya). Tapi kalau mau dipaksakan pakai kata "masa", ya sudah, judulnya menjadi "Kompasiana Awards di Masa Pemerintahan Presiden Jokowi". Mantap, kan?
Jadi, jika merujuk konten microsite Kompasianival.com hari ini, maka jelas pengumuman Kompasianival 2021 adalah hoaks. Faktanya adalah Kompasiana Award 2021. Acek Rudy harus merevisi artikelnya.
Tapi acara puncak Kompasianival memang K-Award. Itu yang ditunggu-tunggu Kompasianer dengan debar di hati. Pertama berdebar-debar apakah akan tepilih jadi Nomine? Lalu, jika terpilih jadi Nomine, berdebar-debar lagi apakah akan terpilih jadi jawara, the best. Berdebar-debar karena takut bila menang jadi jawara, akan kena kutukan "ghosting", hilang tanpa pesan.
Lantas siapa Kompasianer yang peluangnya paling kecil dan paling besar untuk memenangi salah satu kategori Kompasiana Award 2021? Inilah prediksi Engkong Felix berdasar teori kenthirisme.
Kompasianer yang paling kecil peluangnya adalah Acek Rudy. Bukan karena artikel-artikelnyanya jelek. Bukan. Artikel-artikelnya sih seperti biasa, ya, biasa-biasa saja, 11-12 dengan artikel Felix Tani dan Prov. Al Pebrianov.
Transformasi Acek Rudy menjadi generalis "palugada", itulah penyebab dia kehilangan peluang mendapatkan K-Award. Kini sulit banget memasukkan artikel-artikelnya dalam kategori Citizen Journalism, Opinion, Fiction, ataupun Specific Interest. Itulah masalahnya. Terkecuali Admin K berani kenthir tetiba merilis kategori award baru: Best in General Interest. Pastilah Acek Rudy juaranya.
Lalu, siapa Kompasianer yang paling besar peluangnya meraih K-Award 2021. Engkong langsung tulluk matani horbo (Batak, cucuk mata kerbau) saja: Tonny Syiariel. Kompasianer penulis aerikel pariwisata paling handal dan terpercaya di Kompasiana kini. Menurut prediksi Engkong , Mas Tonny akan meraih penghargaan kategori Best in Fiction. Sebab, bagi Engkong Felix, semua cerita pariwisata Mas Tonny itu hanyalah cita-cita, dan cita-cita adalah fiksi.
Mungkin tak ada yang bertanya bagaimana peluang Kompasianer Felix Tani. Sebab siapa juga yang perduli pada Kompasianer jompo, tukang risak, yang jadi momok bagi Kompasianer Milenial itu. Walau demikian, izinkan Engkong menyinggung Bapak Literasi "Poltak" itu, sedikit saja.