Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

[Poltak #063] Dokter Gigi Gadungan dari SD Hutabolon

Diperbarui: 26 Juni 2021   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Pagi-pagi, sebelum Guru Paruhum masuk kelas, murid-murid kelas empat sudah riuh oleh perdebatan jumlah gigi manusia dan kerbau.

"Tak mungkinlah jumlah gigi kerbau sama dengan jumlah gigi manusia! Kan, rahangnya jauh lebih besar!"  Jonder bersikeras.  Di kubunya ada Adian dan Togu.

"Ukuran giginya juga besar!  Bukan macam gigi kau itu!" Poltak berargumen.  Di kubunya ada Binsar dan Bistok.

Itu perdebatan antara anak Panatapan dan anak Sorpea.  Anak-anak lainnya jadi penonton. Mengompori dan menikmati perdebatan.

"Kalau bukan tigapuluhdua, lalu berapa jumlah gigi kerbau!" tanya Poltak menantang.  

Dalam pelajaran Ilmu Hayat, Guru Paruhum mengajarkan jumlah gigi manusia tigapuluhdua.  Di rahang atas dan bawah, kiri dan kanan, terdapat seluruhnya 12 geraham besar, 8 geraham kecil, 4 taring, dan 8 gigi seri.

"Lebih banyaklah pokoknya dari jumlah gigimu!"  jawab Jonder sengit.  "Kau pernah hitung jumlah gigi kerbau?"

"Pernahlah! Makanya aku tahu jumlahnya tigapuluhdua!"  Poltak tak kurang sengit pula.

"Oi! Diamlah kalian itu.  Pusing aku.  Sakitlah gigiku."  Polmer melerai sambil mengeluh.  

"Anak-anak, ada apa kalian ribut?"  Guru Paruhum tiba-tiba saja sudah ada di pintu kelas.  Bertanya sambil  menyapukan pandangan ke seluruh muridnya.

"Gigi Polmer, eh, gigi kebau, Gurunami." Alogo menjelaskan. "Kata Poltak jumlah gigi kerbau tigapuluhdua.  Kata Jonder lebih dari tigapuluh dua."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline