Guru Marihot meradang dalam pengajaran Ilmu Bumi.. Lantaran, menurut dia, murid kelas tiga telah menggunakan cara dungu menghapal hasil bumi utama dari suatu daerah.
"Kalian semua bukan keledai! Kenapa pakai jembatan keledai!" amuknya kepada murid-muridnya.
"Siapa yang mengajarkan cara dungu itu kepada kalian!"
Sorot mata Guru Marihot menusuk bola mata setiap murid. Semua murid langsung menunduk. Dilarang menatap mata guru. Itu menantang.
"Pol-Poltak, Gu-Gurunami." Polmer menjawab terbata.
Poltak melirik tajam ke arah Polmer. "Dasar pengadu kau," katanya dalam hati, dongkol. Tapi dilihatnya dua ujung ingus mulai muncul di dua lubang hidung Polmer. Luluhlah rasa dongkolnya.
Amarah Guru Marihot meletup gara-gara Polmer salah jawab pertanyaan.
"Babi, Gurunami!" jawab Polmer tangkas ketika Guru Marihot menanyakan hasil bumi utama dari Tapanuli Utara.
"Babi? Itu pelajaran dari mana!"
"Pelat kendaraan Tapanuli BB, Gurunami. Kepanjangannya, Banyak Babi."
"Matilah kita, Polmer!" teriak Poltak dalam hati. "BB itu Banyak Beras. Kenapa pula kau bilang babi," lanjutnya, masih dalam hati.