Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Mawar Pusara Berdarah

Diperbarui: 16 Mei 2021   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari paramithaputripertiwi.wordpress.com

Kekasih, lihatlah. Aku tak berubah. Setia kubawakan sekuntum mawar putih untukmu. Kuletakkan di pangkuan pusaramu.

Kekasih, lihatlah. Kau telah berubah. Tak setia mengingatkanku berhati-hati pada deduri di tangkai mawar. Mengapa engkau membisu saja di tidur abadimu.

Kekasih, lihatlah. Kau tak ingatkan aku. Jariku tertusuk dan tertusuk lagi oleh deduri tangkai mawar kecintaanmu. Dulu tak begini saat kau ada di sampingku.

Kekasih, lihatlah. Darah menetes dari jemari tanganku. Jatuh di jantung pusaramu. Meresap menyatu ke bisu jantungmu di gelap baringmu.

Kekasih, lihatlah. Kau sudah berubah. Aku tidak berubah. Tetap mencintaimu dengan tetes darahku merah. Setialah menungguku di kekal lelapmu.

Gang Sapi Jakarta, 15 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline