Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Agar Mendapat Vaksin Covid-19, Lansia Harus Proaktif

Diperbarui: 20 April 2021   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi vaksinasi Covid-9 oleh BUMN di GBK Jakarta (Foto: bumn.go.id)

Lansia harus proaktif dan mandiri. Jangan merepotkan pemerintah. Sebab pemerintah sudah terlalu sibuk mengurusi anak muda, masa depan bangsa ini. Lansia adalah masa lalu. Cepat atau lambat pasti hilang dari orbit.

Itulah kesimpulan saya, seorang dari jutaan lansia Indonesia, yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk kedua kali pada hari ini, Senin 19 April 2021. Vaksinasi pertama sudah saya jalani pada 22 Matet 2021 yang lalu.

Sejak program nasional vaksinasi Covid-19 dimulai pada Januari 2021, saya termasuk orang yang sangat berharap bisa segera divaksin.  Penolakan seorang anggota DPR dan sejumlah tokoh oposan, tak menyurutkan keinginanku.  

Hanya saja, waktu itu, pemerintah rupanya memprioritaskan vaksin untuk tenaga kesehatan, pejabat pemerintah, dan pelaku ekonomi strategis. Kebijakan yang masuk akal. Pemerintahan, kesehatan, dan ekonomi harus tetap jalan di masa pandemi ini.

Tambahan, vaksin Sinovac yang digunakan dalam program itu katanya hanya cocok untuk warga usia 18-58 tahun.  Berarti itu vaksin khusus orang muda atau usia produktif.  Lagi, warga lansia tak diperhitungkan.  Mungkin karena tak ada satu negara pun yang bubar lantaran warga lansianya meninggal dunia semua.

Saya memang sungguh mendamba suntikan vaksin Covid-19.  Sebab selaku pensiunan luntang-lantung, saya sangat memerlukan imunitas tubuh yang kuat. Saya sampai berjanji, kalau sudah divaksin, tak akan berkeliaran malamnya seperti youtuber Raffi Ahmad.

Ndilalah, pada awal Maret 2021 ada berita Kementerian BUMN mengadakan program vaksinasi Covid-19 untuk pekerja publik dan lansia. Tempatnya di Gelora Bung Karno (GBK)  Jakarta. Syukurlah, lansia mendapat perhatian juga akhirnya. Rupanya vaksin untuk bani keriput sudah tersedia.

Dengan gembira, saya segera mencari informasi cara menjadi peserta vaksinasi Covid-19 itu. Setelah tanya-tanya kenalan di satu BUMN, dan berselancar di internet, akhirnya saya temukan caranya: pendaftaran daring di loket.com. Persis, itulah yang kulakukan.

Segalanya berjalan lancar. Mulai dari pendaftaran, lalu penyuntikan vaksin pertama, dan akhirnya vaksin kedua. Pikiran burukku tentang kemungkinan kerumunan massa peserta vaksinasi di GBK tak terbukti sama sekali. Saya dan ratusan lansia lainnya dilayani BUMN dengan baik sekali.

Dua kali disuntik, dua kali saya tak merasakan sakitnya suntikan, dan dua kali pula tak merasakan dampak apapun. Tapi karena sertifikat vaksinasi sudah di tangan, saya percaya sudah benar tervaksinasi. Mudah-mudahan saya termasuk dalam kumpulan 60 persen populasi yang imunitasnya terbentuk dengan baik.

Sudah selayaknya saya berterimakasih kepada Kementerian BUMN yang telah memprioritaskan lansia untuk divaksin.  Sikap pro-aktif yang saya jalankan adalah bagian dari terimakasih itu. Masabodo adalah sikap yang merugikan diri sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline