Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Mengulik Kekacauan Tata Bahasa Admin Kompasiana

Diperbarui: 10 Maret 2021   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Admin K/Kompasiana

"Doyan sama makanan Korea? Meneladani Artijo Alkostar. Cuti bersama dipotong." - Admin Kompasiana

Daeng Khrisna Pabichara, nabi munsy negeri Kompasiana, sedang kejang-kejang lalu pingsan gegara naik pitam.  Pasalnya, dia baru saja menganggit dan mengagihkan artikel yang menyindir lakon keminggris Admin(istratur) K(ompasiana).  Eh, ndilalah, seolah meledek, Admin K menongolkan lagi artikel topil dengan judul "Pengin Resign, Deh!"  Bukan Daeng Khrisna namanya kalau tak naik pitam lalu pingsan setelah membaca judul itu.

Tenang. Itu cuma imajinasiku.  Faktanya tidak begitulah.  Paling juga Daeng Khrisna menjerit kepada awan hitam di langit timur.  "Kenapa kau sembunyikan fajarku!"  Itu pun kalau dia hafal mata angin.

Jadi, ya, sudahlah.  Kompasiana itu adalah pasar murni dalam batas pengertian kapitalisme.  Tempat Admin K, melalui otak dan jemari  Kompasianer, menjual apa saja yang sedang tren dan laku keras. Demi peringkat dan pemasukan iklan untuk Admin K serta  demi popularitas, kepuasan, dan sedikit Imbalan K (K-Rewards) untuk Kompasianer. 

Sedikit Imbalan K? Ya, begitulah. Demi pendapatan setinggi mungkin, pekerja (K'ner) sedapat mungkin dibayar serendah mungkin oleh majikan (Admin K). Lagi pula Kompasianer adalah pekerja sukarela. Untuk membesarkan hatinya, Admin K lalu memberi status verifikasi hijau dan biru, serta pangkat mulai dari debutan (kopral)  sampai maestro (jenderal besar ).

Karena Kompasiana adalah pasar kata-kata, maka yang harus dijual adalah kata-kata yang sedang tren dan laku keras.  Semacam ghosting, bluffing, rating, self rewards, resign, dan lain sebagainya itu. Itu bahasa pasar(an). 

Jadi mau bilang apa lagi.  Admin K itu digaji untuk menjaring uang, bukan untuk menjaga Bahasa Indonesia.  Jangan ingat itu, Daeng Khrisna.

***

Itu tadi pengantar ngawur berbumbu uneg-uneg. Bukan ditujukan kepada Admin K.  Tapi kepada nabi munsyi Daeng Khrisna sorangan.  Bukan untuk menasihati sang nabi. Mana bisa?  Cuma untuk ngeledek aja.  Puas dah, gue!

Admin K tenang bae. Saya takkan mengritik tren keminggris itu.  Saya paham kok konteksnya.  Juga paham posisi Admin K dalam struktur Grup Kompas-Gramedia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline