Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Kompasianer Lebih Suka Baca Artikel Bermutu Rendah

Diperbarui: 12 Februari 2021   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi dulu sebelum baca (Dokpri)

Ceteris paribus, Kompasianer lebih suka baca artikel bermutu rendah. Ketimbang baca artikel bermutu tinggi. 

Itu kesimpulan penelitian cepat. Sampelnya adalah dua artikel saya yang tayang di Kompasiana hari ini, Jumat, 12 Februari 2021. Satu artikel bermutu tinggi, datu lagi bermutu rendah.

Ukuran mutu tinggi dan rendah itu penilaian subyektif saya sendiri. Jadi takperlu diributkan. Takada yang bisa diperebutkan.

Ini adalah tangkapan layar data artikel bermutu tinggi pada pukul 18.30 WIB.

Dokpri

Perhatikan! Sampai pukul 18.30 WIB, atau sekitar 12 jam setelah tayang (pukul 06.27 WIB), artikel bermutu tinggi itu ganya memperoleh 86 pageviews, 16 rating, dan 5 komentar.  

Lalu, ini tangkapan layar data artikel bermutu rendah pada pukul 18.30 WIB.

Dokpri

Lihatlah! Sampai pukul 18.30 WIB, atau sekitar 3.5 jam setelah tayang (pukul 14.57 WIB) artikel bermutu rendah itu telah meraih 66 pageviews, 15 rating, dan 7 komentar.

Apa kesimpulannya? Begini: artikel bermutu rendah lebih cepat meraih angka pageviews, rating, dan komentar yang lebih tinggi ketimbang artikel bermutu tinggi. 

Itu indikasi Kompasianer lebih suka membaca artikel bermutu rendah ketimbang yang bermutu tinggi. Kenapa? Mungkin karena membaca artikel bermutu rendah bikin otak rilek, hemat pikir tapi boros tawa. 

Kelihatannya Kompasianer tidak begitu suka berpikir serius. Jadi kalau ada artikel yang bisa membuat berpikir tanpa berpikir, nah, pasti disantap. Dan itu biasanya artikel bermutu rendah.

Itu hasil analisis kuantitatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline