Si Pandir tak sudi hilang nafas di paru. Maka erat direkatnya mulut dan hidung. Seketika hilang nafasnya.
Si Dungu meniupkan nafasnya habis teramat jauh. Dia tak mampu menemukannya lagi. Hilang sudah nafasnya.
Si Pandir dan Si Dungu seteru. Nafas hilang bila ditahan, berkeras Si Pandir. Hilang nafas bila habis tertiup jauh, berkata Si Dungu.
Misteri bagi Si Pandir dan Si Dungu. Mengapa hilang nafas semudah bernafas?
Sesungguhnya ini nafas milik siapa? Si Pandir dan Si Dungu tak sempat menjawabnya. Kamu sempat? (*)
Gang Sapi Jakarta, 06.02.21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H