Memangnya bisa menulis tanpa berpikir? Bisa banget, Kawan. Nanti saya tunjukkan buktinya.
Memangnya bisa berpikir tanpa menulis? Sangat bisa banget, Kawan. Nanti saya tunjukkan buktinya.
Seperti apa itu menulis tanpa berpikir. Nah, itu adalah taraf tertinggi dalam kemampuan menulis. Penulis seperti itu tak perlu lagi memikirkan akan menulis topik apa, jenis tulisan macam apa, apa saja isi tulisan, bagaimana kerangkanya, apa pilihan kata dan gaya bahasanya, seberapa panjang tulisannya, dan sebagainya.
Menulis tanpa berpikir itu maksudnya sepenuhnya mengandalkan intuisi. Tak repot lagi dengan hukum berpikir logis dan segala bengeknya. Langsung tulis lalu mengalir, berkelok, terjun, dan bermuara, begitu saja.
Adakah Kompasianer tipe itu? Ada, Kawan. Saya beri nama dua orang: Daeng Khrisna Pabichara dan Pak Tjiptadinata. Gak setuju? Sampaikan keberatanmu kepada mereka berdua.
Lalu, berpikir tanpa menulis, seperti apa itu. Gimana ngomongnya, ya. Ini tipe orang yang terlalu banyak mikir, banyak ide, banyak rencana, banyak target, tapi gak kunjung menuliskannya. Mikir, mikir, dan mikir saja.
Adakah Kompasianer tipe itu? Ada, Kawan. Saya tidak akan menyebut nama. Tapi saya bisa memberi klu: orangnya rajin berkomentar, tapi gak pernah (lagi) menulis artikel di Kompasiana.
Saya tidak sembarang ngomong tentang dua tipe Kompasianer itu. Dasarnya adalah tipologi manusia menurut filsuf Isaiah Berlin: Landak (Hedgehog) dan Rubah (Fox).
Dikenakan terhadap praktek menulis, Tipe Landak adalah Kompasianer yang sudah tahu dari mana mulai dan kemana tujuan akhir menulis. Karena itu dia langsung saja menulis, menulis, dan menulis sampai tiba di tujuan akhir. Dia tak perlu pusing dengan rencana dan perbekalan, karena dia sudah punya semua itu. Hal yang perlu dilakukan adalah: tulis, tulis, dan tulis.
Sebaliknya Tipe Rubah adalah Kompasianer yang menghabiskan waktunya untuk memikirkan berbagai cara, siasat, teknik, dan strategi untuk menuliskan sesuatu. Pikir, pikir, dan pikir terus, sampai energi habis dan tulisan tak pernah ada.
Oh, ya, supaya hatimu sedikit terhibur, saya harus katakan, terkadang saya Landak tapi lebih sering Rubah.