Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Sekuntum Hortensia untuk Ayah Tercinta

Diperbarui: 13 November 2020   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Buta hari itu takdir terbaik seorang ayah. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, tak satu pun dikenalnya. Hanya ada satu hari di hatinya: hari esok, hanya untuk anak-anaknya terkasih. Demi itu peluhnya menggenang di pijakan kakinya.

Nafas itu karunia terindah seorang ayah. Dari setiap hembusan nafas itu merebak harapan masa depan terindah bagi anak-anaknya. Baginya hanya tersisa satu  hembusan nafas terakhir. Disisihkannya untuk hadiah bagi Yang Maha Kasih, tanda terimakasih dari anak-anaknya.  

Buta hari itu takdir terbaik seorang ayah dan nafas itu karunia terindah baginya. Dia hanya tahu satu hari esok untuk anak-anaknya, alasan tunggal untuk tetap bernafas. Tahu hanya satu hari, sebelum hari ini, ketika anak-anaknya menghaturkan sekuntum Hortensia indah. Sambil mengucap merdu "Selamat Hari Ayah, kami cinta Bapak."(*)

Gang Sapi Jakarta, 12.11.20

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline