Tiap-tiap celaka ada faedahnya. Pepatah Melayu itu ada benarnya. Setidaknya bagi Poltak, dalam peristiwa kecelakaan gula tarik di Hutabolon, kampung buyutnya. Kecelakaan itu sukses mencabut gigi serinya yang goyah.
"Lain kali, kalau gigimu goyah, cabut pakai gula tarik saja." Kakeknya menyarankan solusi gigi goyah. "Jangan rintik kau!" sergah neneknya, mengatai suaminya rintik, sinting. Kemesraan a'la kakek-nenek.
Tapi, sebesar-besarnya faedah celaka, mustahillah melebihi berkah. Karena itu, dalam doa kepada Debata Mulajadi Nabolon, orang Batak selalu memohon berkah, bukan celaka.
Berkah Mulajadi Nabolon diyakini mengalir dari hula-hula, leluhur, kakek-nenek, dan orangtua. Hukumnya, angin menyongsong hujan, kebaikan menjemput berkah. Perbuatan baik kepada mereka akan diganjar berkah berlipat-ganda.
"Poltak, besok kita panen di sawah. Pergilah, beritahu bapak dan ibumu di Robean. Mereka harus ikut panen besok." Kakek Poltak memberi amanat.
"Iya, Ompung!" Poltak segera berlari menuju Robean. Tidak ada pikiran lain di kepalanya, kecuali kenikmatan gulai ayam esok hari. Ya, gulai ayam.
Tradisi di Panatapan, kegiatan panen padi, juga saat tanam, dilakukan secara marsiadapari, tolong-menolong bergilir dari satu ke lain sawah warga. Kelazimannya, pemilik sawah memotong seekor ayam untuk lauk makan bersama di sawah.
Esok tiba. Matahari pagi mengintip dari balik gunung Simanukmanuk. Kakek-nenek Poltak, ayah-ibunya, Parandum, sejumlah warga Panatapan, serta Poltak sendiri, sudah berkumpul di sawah. Suasana gembira, penuh canda dan tawa.
"Amani Poltak, Nai Poltak, dan kau Poltak, cucuku. Aku mau menyampaikan satu hal penting. Kalian dengarlah baik-baik." Kakek Poltak memutus canda-tawa.
"Kalian lihatlah sawah di atas sana," Kakek Poltak menunjuk ke arah utara. Persisnya ke bagian sawah yang berada di hulu, tepat di bawah pintu masuk air irigasi. Itu bidang sawah terbaik.
Padi sawah di situ tumbuh lebih subur karena cukup air. Malainya panjang, bulirnya kuning bernas. Berkilauan ditimpa sinar matahari pagi, lsksana hamparan butiran emas.