Apakah Admin K menganggap Kompasianer itu sejenis kuntilanak dan gendruwo yang gemar gentayangan saban malam?
Saya perlu tanyakan itu terkait langkah Admin K mengangkat artikel nomor 5,000, "5000 Artikel untuk Indonesia Tercinta!", karya Pak Tjiptadinata menjadi Artikel Utama pada dini hari 17 Agustus 2020.
Para Kompasianer yang gemar berkomunikasi satu sama lain tentu sudah tahu tentang perjuangan Pak Tjip. Dia berjuang menulis dan menerbitkan artikel ke-5000 di Kompasiana sebelum ayam berkokok di pagi 17 Agustus 2020. Itu persembahannya untuk Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan RI.
Pak Tjip menerbitkan artikel ke-5000 persis pukul 00.00 tanggal 17 Agustus 2020. Dia memenuhi targetnya di pergantian hari, sebelum ayam berkokok di pagi hari.
Sudah sepantasnya artikel ke-5000 itu ditempatkan sebagai Artikel Utama. Terutama bukan karena nilai informasinya. Melainkan karena nilai semangat juang, pantang menyerah, keuletan, kreativitas, dan produktivitas yang terkandung dalam artikel itu.
Itulah nilai-nilai yang ingin disampaikan Pak Tjip, seorang warga senior. Nilai-nilai itu hendak disampaikan terutama kepada kaum muda. Khususnya kepada generasi millenial yang cenderung berpikir dan bertindak instan di dunia yang dimudahkan dan dimurahkan teknologi digital.
Untuk nilai-nilai semendasar dan sepenting itu, saya mempertanyakan langkah Admin K memilih waktu dini hari untuk menaikkan artikel ke-5000 karya Pak Tjip ke Artikel Utama. Memangnya siapa yang diharapkan membacanya? Para kuntilanak dan gendruwo?
Sampai saat artikel ini ditulis, artikel ke-5000 dari Pak Tjip itu baru dilihat 250-an kali. Ini jumlah pembacaan yang terlalu kecil untuk artikel yang sarat pesan nilai perjuangan atau kejuangan itu. Admin K seperti tak rela jika pesan Pak Tjip menjangkau lebih banyak orang.
Mengapa Admin K tidak menaikkan artikel itu ke Artikel Utama pada pagi hari, selepas subuh? Pilihan waktu pagi hari lebih berpeluang untuk menjaring lebih banyak pembaca. Dengan begitu, pesan penting Pak Tjip bisa dijangkau lebih banyak orang.
Penghargaan yang tepat mesti disampaikan pada waktu yang tepat. Mengangkat artikel Pak Tjip ke Artikel Utama adalah penghargaan yang tepat. Tapi pilihan waktu dini hari untuk Artikel Utama menurut hemat saya tidak tepat. Kesannya, Admin K setengah hati, lalu melakulan sabotase terhadap artikel itu, agar tidak dibaca banyak orang. Padahal artikel Pak Tjip tidak mengandung nilai atau idiologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Beruntung artikel itu mendulang begitu banyak rating dari Kompasianer yang baik hati. Sehingga dia naik bercokol di ruang Nilai Tertinggi. Saya berharap artikel itu segera naik juga ke ruang Terpopuler. Supaya bisa dibaca lebih banyak orang.