Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Puisi: Mudik de Corona 2020

Diperbarui: 29 Mei 2020   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi checkpoint PSBB (Foto: kompas.com/antara foto/muhammad iqbal)

Kamu tahu? Ah, kamu pasti tidak tahu. Tidak akan pernah tahu.

Tapi kuberi tahu. Aku Cartesian yang berpikir maka aku Papillon. Sosok teguh berakal seribu yang menembus benteng penjara Pulau Hantu. Demi sebuah kebebasan yang adalah Pulau Hantu lain.

Ah, bukan. Aku Cartesian yang berpikir maka aku Papillon Jawa.  Sosok keras kepala yang menembus benteng  penjara Corona Jakarta di barat.  Demi sebuah kebebasan yang adalah benteng penjara Corona Surabaya di timur.  

Kamu tahu? Ah, kamu pasti tidak tahu. Tidak akan pernah tahu.

Tapi kuberi tahu. Aku Cartesian yang berpikir maka aku pekerja rodi yang berlari dari Jakarta ke Surabaya lewat De Grote Postweg,  jalur pandemi virus kolonial Daendels yang telah merengut belasan ribu nyawa teman sependeritaanku.

Ah, tidak. Aku Cartesian yang berpikir maka aku Papillon Jawa berakal seribu yang menembus belasan "Checkpoint Charlie Berlin Lama" di sepanjang jalur pandemi virus de Corona dari Jakarta ke Surabaya. Demi sebuah kebebasan yang adalah mudik berujung tiga kata sakral, "Maaf lahir bathin."

Kamu tahu itu? Ah, kamu pasti tidak tahu. Tidak akan pernah tahu.(*)
 
Jakarta, 29 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline