Saya harus menulis tentang sesuatu yang telah aku lupakan. Lantaran sebuah perkara kecil yang diingatkan lagi. Semacam memori kecil yang dibangkitkan dari kubur.
Admin Kompasianalah pembangkit memori itu. Rabu, 11 Maret 2020 sebuah pesan WA dari Kompasiana mendadak muncul di "telegam" (telepon genggam) saya.
Bukan rahasia. Jadi saya kutipkan saja pesannya: "Ingin menginformasikan bahwa sebelumnya kami sudah mengirimkan email dan pemberitahuan bahwa Kompasiana ingin mengirimkan bingkisan kecil sebagai apresiasi kepada Pak Felix sebagai nominee Kompasiana Awards 2019."
Lalu Admin Kompasiana minta alamat untuk tujuan pengiriman bingkisan kecil itu.
Sambil merasa takjub, saya langsung membalas kirim alamat rumah sesuai permintaan. Itu personal sehingga tak pantas dibuka di sini.
Mengapa saya takjub? Karena, pertama, saya sebenarnya sudah melupakan Kompasiana Award 2019. Sebab kendati menjadi Nominee Best Opinion, saya tidak dapat hadir waktu itu.
Juga ada sedikit rasa pedih karena dipecundangi seorang pendatang baru yang sungguh cemerlang dan produktif.
Tapi sudahlah. Jangan diingat-ingat lagi. Pemenang Best Opinion Kompasianival 2019 sudah tepat seratus persen.
Kedua, saya malah tidak ingat pernah ada email dari Kompasiana memberitahukan rencana pengiriman bingkisan itu.
Saya juga tidak hendak memeriksanya. Sebab berbahagialah mereka yang percaya namun tidak melihat.