Memasuki arena Debat Capres ataupun Debat Cawapres, masing-masing peserta tidak saja harus siap dengan data. Tapi juga, dan ini sangat penting, harus siap dengan konsep.
Salah data, bisa dikoreksi, atau berkelit sedikit jika tak sudi dikoreksi. Salah konsep bisa fatal akibatnya karena, jika diterapkan, niscaya akan keluar dari rel lalu tiba di tujuan yang beda sama sekali. Atau malahan gagal total, karena tidak aplikabel.
Dalam Debat Cawapres hari Minggu, malam, yang lalu (17/3/19), Pak Sandiaga menyampaikan janji penghapusan sistem Ujian Nasional (UN) untuk kemudian diganti dengan sistem penelusuran minat dan bakat (PMB).
Ada yang tak konsisten antara dua janji itu. Karena UN tidak satu "spesies" dengan PMB, sehingga satu sama lain bukan substitusi.
Nanti akan saya jelaskan. Sebelum ke situ, untuk mendapatkan pemahaman awal, baiklah menyimak satu anekdot berikut lebih dahulu.
***
Pada suatu rapat persiapan kenaikan kelas di sebuah Sekolah Dasar di Tapanuli, Kepala Sekolah bertanya kepada Wali Kelas 4.
"Bu Rugun, berapa persen perikiraan jumlah murid di Kelas 4 yang gagal naik ke Kelas 5?"
"Hanya 5 persen, Pak Kepsek. Dua dari empatpuluh orang murid," jawab Bu Rugun.
"Bagus. Tidak masalah kalau hanya 5 persen," sambut Pak Kepsek, puas.
"Masalah, Pak Kepsek," tukas Bu Rugun.