Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Partai Demokrat, Mekanisme Bertahan, dan Politik Bazar

Diperbarui: 12 September 2018   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto: merdeka.com)

Langkah politik "dua kaki" Partai Demokrat mendapat tanggapan riuh, termasuk dari Kompasianer.  Ada yang menilainya sikap oportunis, ada pula yang menilainya sikap realistis.

Berbagai argumentasi disampaikan.  Mulai dari yang sifatnya common sense (utak-atik gathuk) sampai yang spekulatif atau hipotesis.  Semuanya menarik, atau sekurangnya "menghibur".

Sayangnya, saya tak menemukan analisis yang cukup kokoh.  Sekurangnya analisis yang didasarkan pada suatu konsep tertentu.  Sehingga ada alasan untuk sedikit mempercayai analisisnya.

Saya ingin mengisi relung itu dengan mengajukan dua konsep sosiologis yaitu "mekanisme bertahan" (coping mechanism) dan "politik bazar" (bazaar politics).  

Begini paparannya, secara ringkas.

***

Dalam perspektif sosologi, suatu "mekanisme bertahan" adalah sebuah pola tindakan sosial untuk mempertahankan eksistensi dari kemungkinan degradasi.   Misalnya, menjadi tambah miskin, atau lebih spesifik, menderita rawan pangan.

Begini contoh kongkritnya.  Seorang buruh tani di desa melakukan berbagai kegiatan ekonomi secara simultan untuk mendukung nafkah keluarga.  Jadilah dia menjalankan pola nafkah ganda:  buruh pacul, buruh panen, kuli bangunan, kuli pasar, membantu tuan tanah saat pesta, dan lain-lain yang langsung menghasilkan uang atau mengamankan peluang kerja di hari mendatang.  

Tentang yang terakhir ini menarik.  Jika buruh tani itu membantu tuan tanah (petani besar) saat pesta, mungkin dia tidak mendapat upah (kecuali makanan untuk keluarga).  Tapi dengan itu dia mengamankan peluang kerja baginya sebagai buruh tani di lahan sawah milik tuan tanah tersebut.  Ini namanya mengamankan nafkahnya  di masa depan.

Sekarang coba aplikasikan konsep "mekanisme bertahan" itu ke dunia politik.  Pelakunya bukan buruh tani, tapi politisi atau bahkan partai politik.  

Mengapa misalnya Gubernur Papua, Lucas Enembe yang notabene kader Partai Demokrat memilih untuk mendukung Jokowi-AM ketimbang Prabowo-SU?  Karena dia berpikir untuk kepentingan di masa datang.  Papua itu basis Jokowi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline