Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Studi Kasus Selokan Gang Sapi di Jakarta (Bagian Ketiga)

Diperbarui: 31 Agustus 2018   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi Gang Sapi Jakarta suatu sore, Jumat 24 Agustus 2018 (Dokpri)

Bagian Kedua tulisan ini telah memaparkan peningkatan drastis kualitas selokan Gang Sapi. Sebelumnya sebagai "tempat sampah favorit" semasa pemerintahan Sutiyoso dan Fauzi Bowo (1997-2012). Berubah menjadi sarana sanitasi dan pengendali banjir yang bersih dari polutan semasa pemerintahan Jokowi/Ahok/Djarot (2012-2017).

Boleh dibilang, di Gang Sapi telah terjadi semacam "revolusi selokan", sebagai "revolusi dari atas". Artinya "revolusi" yang digagas dan digerakkan pemerintah sendiri, dalam kasus ini rejim Jokowi/Ahok/Djarot.  

Gagasannya adalah "normalisasi sungai".  Sedangkan gerakannya adalah implementasi sistem "penanganan prasarana dan sarana umum" (PPSU) dengan tiga komponennya yaitu petugas, peralatan, dan peranserta warga.

Tetapi ketika rejim Jokowi/Ahok/Djarot usai, dan rejim Anies Baswedan-Sandiaga Uno  mulai memerintah Jakarta, kondisi selokan Gang Sapi mulai juga menunjukkan tanda-tanda penurunan mutu (deteriorisasi).  

Sampah padat mulai lagi menumpuk di selokan, memampetkan  aliran, lalu meruapkan bau busuk. Kondisinya seakan bergerak mundur ke era Sutiyoso dan Fauzi Bowo.

Menjadi pertanyaan, apa yang telah terjadi di Gang Sapi dan selokannya dalam tahun pertama pemerintahan Anies Baswedan?

Tiga: Tahun Pertama Masa Kegubernuran Anies Baswedan (2017/2018)

Ketika pasangan cagub-wagub Anies-Sandi dan Agus-Silvy maju menantang petahana Ahok-Djarot pada kontestasi Pilgub Jakarta 2017, sepanjang mada kampanye putaran pertama (26 Oktober 2016 -- 11 Februari 2015)  terjadi semacam euforia di Gang Sapi.

Dalam gosip-gosip dan obrolan yang menjadi kebiasaan di Gang Sapi, terdengar nama Anies-Sandi lebih banyak disebutkan sebagai "jagoan". Sebaliknya dengan pasangan Ahok-Djarot. Sedangkan pasangan Agus-Silvy jarang disebut.

Apalagi setelah Ahok diterpa tuduhan penistaan ayat suci Alquran, lantaran mengutip Almaidah 51 dalam pidatonya di Kepulauan Seribu, nama Ahok semakin "bau" di Gang Sapi. Sementara nama Anies semakin "harum".  Terlebih Anies dicitrakan sebagai "Si Santun", sementara Ahok sebagai "Si Kasar".

Ketika putaran pertama pencoblosan (15 Februari 2017) menghasilkan persaingan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot, nama Anies makin berkibar di Gang Sapi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline