Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Menafsir Makna Jokowi Naik Moge ke Senayan

Diperbarui: 21 Agustus 2018   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi naik moge ke acara pembukaan Asian Games 2018 di Senayan (Foto; tribunnews.com)

Aksi sinematik Presiden Jokowi naik moge ke Senayan, agar tiba tepat waktu untuk membuka Asian Games 2018 di Stadion GBK Senayan, tak pelak mendapat respon diametral dari kubu pendukung dan non-pendukung.

Respon diametral itu dapat  diringkaskan  masing-masing dalam satu kata: "Keren!" kata pendukung, "Lebay!"kata non-pendukung. Rasanya,  dengan dua kata itu, saya terbebas dari keharusan menguntai kata-kata pujian dan cercaan atas aksi sinematik Jokowi itu.

Dengan begitu saya bisa fokus untuk menyampaikan tafsir atas aksi Jokowi tersebut. Saya tak hendak menafsir makna setiap adegan. Tapi akan menyampaikan tafsir tentang "apa yang  dinyatakan Jokowi dengan aksinya itu".

Dalam ranah antropologi budaya Geertzian, cara tafsir semacam itu dikenal sebagai "lukisan mendalam" (thick description). Dengan cara tafsir ini maka aksi Jokowi naik moge ke Senayan dilihat sebagai sebuah "permainan mendalam" (deep play).

Saya tak ingin masuk pada soal metode yang jauh dari seksi. Langsung pada inti tafsir saja yaitu tentang "apa yang dinyatakan Jokowi".

Pada intinya, dengan aksi sinematiknya itu Jokowi sedang menyatakan kepada dunia bahwa Indonesia sudah sejajar dengan negara-negara maju dalam menjadikan sebuah peristiwa kompetisi olah-raga menjadi sebuah perayaan modernitas dan peradaban tinggi.  

Tidak tanggung-tanggung, Jokowi tidak hanya tampil sebagai figuran dalam perayaan itu. Tapi dengan segala totalitasnya, selaku representasi bangsa Indonesia, dia tampil sebagai pelaku utama dalam perayaan itu.  

Sebab di era teknologi digital ini, kecuali  oposan yang butuh kabar  jelek, sudah pasti tidak ada yang berharap Jokowi hanya tampil berdiri membuka  Asian Games 2018 sambil berseru "Dengan ini saya nyataken Asian Games 2018 resmi dibuka!" Lalu pukul gong tiga kali.  

Mengapa Asian Games 2018 dikatakan perayaan modernitas dan teknologi? Alasannya sederhana saja. Karena tidak ada satupun cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 bebas dari keterlekatan pada teknologi tercanggih untuk mendukung pencapaian prestasi tertinggi.  

Maka Asian Games 2018 secara keseluruhan,termasuk "opening ceremony"-nya, harus mencerminkan kecanggihan teknologi sekaligus keagungan peradaban modern. Itulah yang hendak ditunjukkan Jokowi sejak awal, dengan aksi sinematiknya naik moge ke Stadion GBK Senayan.  

Jadi, sekali lagi, aksi sinematik Jokowi naik moge ke Senayan harus diletakkan dalam konteks Asian Games 2018 sebagai perayaan modernitas dan peradaban tinggi. Dengan begitu, Jokowi telah meninggikan harkat martabat bangsa dan negara Republik Indonesia di mata Asia dan Dunia.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline