Ada seorang lelaki aneh di Jakarta. Punya rutinitas yang ganjil. Ya, ganjil, kata lain untuk aneh juga.
Tak jelas benar di mana tinggalnya. Yang jelas, tiap pagi lelaki itu selalu menyusuri Jalan Melawai Raya, Blok M Kebayoran Baru, Jakarta dari arah barat ke arah timur.
Lalu setiap kali pula dia singgah di sebuah kios koran di trotoar Melawai Raya. Setiap kali pula dia mengambil koran Kompas.
Anehnya, lelaki itu tak pernah membeli koran Kompas itu. Dia hanya membaca judul berita utama. Setelah itu melempar lagi koran itu ke tempatnya sambil mengumpat, “KPK, payaaah..!!!”
Setiap pagi bertingkah begitu, lama-lama pemilik kios koran gerah juga. “Ini orang, pagi-pagi kerjanya ngumpat melulu. Beli koran juga, gak!” katanya kesal, dalam hati.
Maka, pada suatu pagi, ketika lelaki itu kembali melempar koran sambil mengumpat, “KPK, payaaah …!”, pemilik kios langsung bertanya kesal.
“Hei, Mas. Tiap pagi Mas kerjanya ngumpat hal yang sama begitu. Sebenarnya Mas ini maunya apa, sih?”
“Oh, maaf Pak. Saya sebenarnya sedang menunggu berita penetapan seseorang menjadi tersangka korupsi.”
“Tapi kenapa hanya baca judul berita utama. Kan ada halaman khusus berita kriminal.”
“Memang. Tapi kalau orang ini menjadi tersangka, pasti menjadi berita utama di Kompas.”
“Oh, begitu. Siapa orang itu, kalau boleh tahu.”