Sekadar mengingatkan, dalam diskusi terdahulu (#016), saya sudah sebutkan salah satu ciri studi kasus yaitu bersifat multi-metode demi mendapatkan “pemahaman” terpercaya atas kekhasan dan kompleksitas tindakan sosial subyek.
Intinya di sini, dalam proses pengumpulan data, studi kasus tidak mungkin bersandar pada hanya satu metode tetapi kombinasi sejumlah metode.Kombinasi semacam ini disebut “triangulasi metode pengumpulan data”(Denzin, 1970; Stake, 1995).
Saya akan jelaskan secara ringkas mengapa pola triangulasi itu menjadi keharusan dan metode apa saja yang digunakan dalam studi kasus.
Dua Alasan Pokok
Pola triangulasi ini menjadi keharusan dalam studi kasus, sedikitnya karena dua alasan.
Pertama, studi kasus berorientasi pada pengungkapan “kekhasan” dan “kompleksitas” suatu kejadian atau gejala sosial. Untuk itu dibutuhkan beragam kategori informasi atau data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan mengandalkan hanya satu metode.
Kedua, kredibilitas studi kasus akan mencapai taraf yang tinggi apabila proses pengumpulan data mengkombinasikan sejumlah metode yang satu sama lainsaling mengisi atau saling menutupi kelemahan.
Tiga Metode Utama
Lantas apa saja metode pengumpulan data yang disinergikan secara triangular?
Dalam studi kasus, pola triangulasi yang paling lazim adalah kombinasi tiga metode utama pengumpulan data yaitu pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen (Stake, 1995).
Pengamatan berperanserta adalah salah satumetodeutama pengumpulan data dalam penelitian kualitatif termasuk studi kasus.Ia merupakan metode terbaik untuk pengumpulan data (informasi) tentang suatu kejadian atau sejarah sosial.
Sedangkan wawancara mendalam adalahalternatif terbaik manakala pengamatan berpartisipasi tidak mungkin dilakukan karena alasan-alasan metodologis ataupun teknis. Pada dasarnya wawancara merupakanmetode terbaik untuk pengumpulan data tentang norma dan sistem status yang melembaga dalam masyarakat.
Penelusuran dokumen akan menghasilkan data pendukung atau pembanding bagi hasil pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam.Dokumen yang dimaksud mencakup atara lain berita surat kabar, laporan tahunan, surat-menyurat, dannotulensi pertemuan. Pengumpulan data melalui penelusuran dokumen ini pada dasarnya mengikuti garis pemikiran yang sama dengan pengamatan berpartisipasi dan wawancara mendalam.
Topik triangulasi metode ini akan kita bahas secara khusus nanti dalam sesi-sesi diskusi tersendiri.Satu hal yang penting diingat di sini, seorang peneliti tidak layak mengklaim laporan penelitiannya sebagai hasil studi kasus, apabila ia tidak menerapkan pola triangulasi metode dalamproses pengumpulan data.
Diskusi triangulasi ini mengakhiri rangkaian pembahasan kita tentang strategi studi kasus dalam penelitian kualitatif.
Selanjutnya kita akan diskusikan metode-metode pengumpulan data kualitatif.Kita akan mulai dengan menjawab pertanyaan: Apa itu data kualitatif?Nanti, setelah ujian mandiri tengah semester.(*)
Tolong baca artikel sebelumnya:
penelitian-kualitatif-019-begini-cara-memilih-unit-kasus
penelitian-kualitatif-018-empat-tahapan-dalam-studi-kasus
penelitian-kualitatif-017-mengapa-memilih-studi-kasus
penelitian-kualitatif-016-apa-itu-studi-kasus
penelitian-kualitatif-015-cara-memilih-subyek-tineliti
penelitian-kualitatif-014-begini-cara-menetapkan-satuan-penelitian
penelitian-kualitatif-013-begini-cara-memilih-strateginya
penelitian-kualitatif-012-lima-strategi-paling-populer
penelitian-kualitatif-011-strategi-tukang-batu
penelitian-kualitatif-010-dimana-tempat-teori-dan-tinjauan-literatur
penelitian-kualitatif-009-begini-format-rancangannya
penelitian-kualitatif-008-rancangannya-selesai-belakangan
penelitian-kualitatif-007-ini-lima-sifat-khas-rancangannya
penelitian-kualitatif-006-di-aras-mikro-menantang-teori-makro
penelitian-kualitatif-005-orientasinya-menunjukkan-kepalsuan-teori-besar
penelitian-kualitatif-004-subyektivitas-sebagai-pumpunan
penelitian-kualitatif-003-beginilah-sifat-sifatnya
penelitian-kualitatif-002-inilah-asumsi-asumsi-dasarnya
penelitian-kualitatif-001-apa-batasannya
Anjuran bacaan
1.N.K. Denzin, 1970, The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Methods, Chicago: Aldine Publishing Company.
2.R.E. Stake, 1995,The art of case study research.London: Sage Publication
Kompedusiana.com
Learning by Sharing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H