Tari Rentak Bulian berasal dari Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dan diperkirakan sudah ada sejak tahun 1982 dan telah berkembang hingga saat ini.
tulisan dan gambar saduran oleh : Muhammad Delby Adrian Pajri, Mahasiswa IPB angkatan 2019
Tari Rentak Bulian berasal dari Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dan diperkirakan sudah ada sejak tahun 1982 dan telah berkembang hingga saat ini. Rentak Bulian merupakan ritual pengobatan, dimana diambil dari Kata Rentak dan Bulian.
Rentak yang maksudnya merentak atau melangkah, dan Bulian adalah tempat singgah mahluk bunian atau mahluk halus dalam bahasa daerah Indragiri Hulu. Tari Rentak Bulian digunakan sebagai sebuah gambaran kecil dan singkat dari sebuah upacara ritual pengobatan penyakit pada masyarakat Suku Talang Mamak Indragiri Hulu.
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Suku Talang Mamak Indragiri Hulu masih percaya roh-roh ghaib. Terlihat dari paham yang dianut masyarakat Suku Talang Mamak yang masih menggunakan ritual gaib guna mengusir roh-roh jahat dengan menggunakan upacara Bulean.
Baca juga: Permainan Bola sebagai Ritual Pengorbanan ala Suku Maya
Upacara Bulean ini dilaksanakan pada malam hari dan dilaksanakan di rumah panggung dari kayu atau bambu.Apabila orang yang sakit lebih dari satu maka akan dilaksanakan di tempat yang luas seperti lapangan.
Untuk pelaksanaannya sendiri harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu seperti: penari adalah terdiri dari delapan orang muda yaitu 7 ( tujuh ) perawan dara yang cantik dan molek tidak sedang kotor (bersih dari haid), serta 1 ( satu ) orang pemuda gagah perkasa yang baligh hapal benar gerak dan laku tari.
Setiap penari tak ada yang berdekatan atau bertalian darah, seluruh penari mendapat izin tetua adat kampung Sebelum menari, penari sudah diasapi dengan gaharu dan alat musik harus di keramati 'mayang pinang' terpilih mudanya serta perapian tak boleh di 'mantera'. Acara ritual tari ini dilakukan sebelum pertunjukan tari.
Apabila ritual tari ini diindahkan, biasanya akan mendapat 'celaka' yang tak di inginkan. Dalam jalannya tari, tubuh para penari biasanya akan dalam keadaan siap menari dengan catatan sehat dan juga akan menjadi media penolak bala oleh para mahluk gaib. Biasanya penari pria akan dalam keadaan setengah sadar pada akhir puncak tari. Pada waktu itulah pula penari pria tersebut akan memecahkan mayang pinang sebagai media pengobatan dengan merentak mengelilingi penari perempuan lainnya.