Lihat ke Halaman Asli

Syarif Muzaki

Mahasiswa

Kain Tenun Sumba, Tren Kaum Milenial

Diperbarui: 2 Oktober 2020   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Indonesia.go.id

[tulisan dan gambar saduran oleh : Ni Komang Yuli, Mahasiswa IPB angkatan 2019]

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang berlimpah. Inilah yang menjadi daya tarik bagi masyarakat luar terhadap negara kita. 

Salah satu tujuan wisata yang menjadi destinasi bagi masyarakat negara kita maupun luar negeri adalah Sumba. Sumba terkenal akan kecantikan dan keindahan alamnya yang luar biasa.

Sumba merupakan sebuah pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah sekitar 10.710 kilometer yang memiliki beragam tempat wisata yang menarik dikunjungi. 

Berdasarkan tren data pencarian yang dikeluarkan oleh Google Search, Sumba termasuk ke dalam tiga daerah tujuan wisata yang paling popular dan mengalami pertumbuhan yang cepat.

Salah satu tempat wisata yang menjadi tren bagi pengunjung untuk mendatanginya adalah Bukit Warinding. Bukit Warinding menjadi destinasi yang harus dikunjungi saat berada di Sumba. 

Bukit Warinding terletak di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. Keindahan lanskap hamparan padang savana ini mampu memanjakan mata kita. 

Selain Bukit Warinding, masih banyak tempat yang menjadi tujuan destinasi wisatawan ketika berkunjung ke Sumba. Tidak hanya menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan, Sumba juga masih memegang erat kebudayaannya yang kental. Salah satu budayanya yang terkenal adalah kain tenun Sumba.

Kain tenun Sumba merupakan tenun ikat bukan tenun biasa. Tenun ikat  adalah kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. 

Berbeda dengan songket yang motifnya hanya terlihat pada salah satu sisi kain, motif kain tenun ikat terlihat pada kedua sisi kainnya. Kain tenun Sumba menjadi identitas yang melekat pada budaya masyarakat Sumba. 

Proses pembuatan satu helai kain biasanya dilakukan oleh tiga sampai sepuluh orang. Pewarnaan benang untuk kain tenun Sumba bersumber dari bahan alami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline