Dalam pertemuan kali ini membahas terkait adanya kegelisahan terhadap westernisasi dan arabisasi, salah satunya muncul dari beberapa pertanyaan: jika westernisasi itu bertentangan dengan islam apakah berarti islamisasi adalah arabisasi? Tentu pertanyaan ini dapat kita jawab dengan jawaban westernisasi memang bertentangan dengan islam, tapi tidak dengan sains barat yang kadang kala bisa diambil manfaat dan nilainya.
Kedua istilah yakni westernisasi dan arabisasi bagaikan benang kusut yang tak berujung, dewasa ini istilah tersebut sering kita dengar layaknya istilah ilmiah, hal yang paling mendasar dalam menghadapi sekaligus bagaimana harus mengambil sikap adalah memahami agama yang kita anut dengan sebaik-baiknya karena begitu kompleks, tentu tidak menafikan segala aspek-aspek lain yang berkembang di luar agama itu sendiri, tujuannya agar agama dapat dijadikan pedoman dan pondasi utama yang kokoh.
Walaupun kedua istilah ini begitu dekat dengan sisi negatif (radikal-liberal) namun tetap masih ada sisi positifnya sekecil apapun itu, maka segala sesuatu mesti dikaji terlebih dahulu secara mendalam, baru setelahnya memberikan komentar atau justifikasi itu juga harus dengan memastikan kebenaran dari kesimpulan yang kita miliki, seorang Imam al-Ghazali tidak akan berhasil menjadi orang yang berpengaruh di lingkungan kerajaan dimasanya dan di beri gelar Hujjah al-Islam jika sebelumnya tidak mempelajari ilmu-ilmu yang sebagain dari Yunani. Ibnu Sina tidak akan menjadi seorang dokter hebat dan di pandang dimata dunia serta menjadi kebanggaan kita selaku umat Islam jika sebelumnya tidak mempelajari metode berfikir yang berasal dari Yunani.
Semoga dapat menambah wawasan kita sebagai seorang muslim/ah yang sejati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H