Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Syah Naufal

Mahasiswa PAI S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta || Bus Enthusiasm || Traveller in 2022

Model Pendidikan Pesantren ala KH. Abdul Wahid Hasyim

Diperbarui: 14 Desember 2020   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Islam memiliki peran yang penting dalam pembentukan generasi yang baik, karena dengan pendidikan itu dapat dihasilkan manusia yang berkualitas, kreatif, dan bertanggung jawab serta memiliki kemampuan mengantisipasi permasalahan di masa depan. 

Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan hanya karena memiliki kekhasan tersendiri, namun juga karena kaya akan konsep-konsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan pendidikan modern. 

Dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, ditemukan tokoh-tokoh besar dengan ide-idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan memberi kontribusi yang besar bagi dinamika pendidikan Islam di Indonesia, seperti KH. Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai pendiri organisasi sosial Muhammadiyyah, KH. Hasyim Asyhari dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Imam Zarkasyie yang mendirikan Ponpes Modern Darussalam Gontor, KH. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal dengan Hamka, dan ulama lain yang sangat berkontribusi dalam kemajuan pendidikan Islam di Indonesia.

Menurut data Emispendis Kemenag 2020, jumlah madrasah mulai dari diniyah ibtida'iyyah (SD) hingga aliyah (SMA) di seluruh Indonesia mencapai 83 ribu lembaga. Jumlah sebanyak ini masih dibilang kurang dari cukup untuk membuat pendidikan Islam mampu menghasilkan generasi yang mumpuni dalam menghadapi tantangan zaman. 

Meskipun negara sudah berupaya memperbaiki sistem pendidikan nasional termasuk di dalamnya adalah pendidikan Islam untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sampai saat ini, keberhasilan itu belum nampak. Justru data yang dirilis oleh Pearson Education (2014) mengatakan Indonesia adalah yang paling rendah indeks kualitas pendidikannya dari 40 negara di dunia. 

Yang menarik adalah hasil ranking berdasarkan Eduaction Index ini terdapat empat negara di Asia yakni Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Hongkong menempati posisi nomor satu sampai empat, menggeser Finlandia ke posisi nomor urut lima yang pada tahun 2012 berada di posisi nomor urut satu.  

Pada awal penyebaran pendidikan Islam, terdapat 2 kendala, yakni kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan Islam, dan juga kurangnya tenaga pendidik. 

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Islam itu, muncullah pusat-pusat pembelajaran agama Islam, dalam bentuk pengajaran individual maupun secara kelompok semisal pondok pesantren. 

Meski demikian, saat ini lembaga dan pengajar yang tersebar di Indonesia cukup banyak. Menurut data Emispendis Kemenag 2020, jumlah pondok pesantren yang terdaftar mencapai 28.518 dengan tenaga pendidik kurang lebih 293.000 ustadz serta 4 juta santri di dalamnya, dan ada kemungkinan masih bertambah seiring perkembangan. Hal ini merupakan suatu perubahan yang sangat bagus bagi pendidikan Islam kedepannya.

Berbicara tentang pendidikan Islam, model pendidikan dalam bentuk pesantren bertahan cukup lama, sampai munculnya Sekolah Belanda yang didirikan kolonial untuk mencetak tenaga terdidik berupah rendah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline