Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany adalah salah seorang ulama ahlusunnah yang berasal dari negeri Jailan. Dari nama negerinya ini, beliau dinisbatkan sehingga disebut "al-Jailani", artinya seorang yang berasal dari negeri Jailan atau ada yang menyebut juga Kailan. Jailan sendiri merupakan nama bagi beberapa daerah yang terletak di belakang Negeri Thobristan. Kota yang ada di negeri Jailan, hanyalah perkampungan yang terletak pada daerah tropis di sekitar pegunungan. Lahir pada tanggal 1 Ramadhan 471 Hijriyyah. Beliau di kenal dengan sebutan rajanya para waliyullah di zamannya. Ayah syekh Abdul Qodir Al Jailani bernama Sayyid Abu Sholeh Musa Janki Dousat bin Sayyid Abdillah, dari jalur ayahnya ini garis keturunan beliau bersambung kepada Rasulullah S.a.w. melalui Sayyidina Hasan R.A.
Diantara ciri fisik beliau yaitu kulitnya berwarna cokelat, kedua alisnya gabung, jenggot nya lebar serta panjang, dadanya lebar, badannya ramping, tingginya sedang, suaranya keras dan bagus, mudah mengeluarkan air mata. Beliau juga sangat takut kepada Allah SWT, banyak wibawa atau kelebihan beliau, cepat terkabul do'anya, akhlaknya mulia, seluruh nasabnya ke atas bagus semua, lebih jauh dari orang yang berbicara atau berbuat keburukan, lebih dekat dengan orang yang berbicara atau berbuat kebaikan, sangat marah apabila sesuatu yang telah diharamkan oleh allah dilanggar, ketika hawa nafsu sedang melanda tidak pernah marah sama sekali, dan tidak mau menolong apabila tujuannya bukan karena Allah s.w.t. tidak pernah menolak pengemis walaupun dalam kondisi apapun, Dalam berpakaian atau berpenampilan beliau memakai jubah berbulu, pada kepala beliau di tutupi oleh sorban, dan ketika berjalan beliau tidak menggunakan alas kaki.
Beliau seorang waliyullah (orang yang dekat dengan Allah s.w.t) yang memiliki banyak karomah, akhlak serta keistiqomahan yang baik, keahlian beliau di bidang syari'at maupun thoriqoh menjadikan beliau sangat di cintai para ulama' yang lain juga pengikutnya.
Pernah suatu ketika beliau didatangi ulama' dari negeri Baghdad yang sama-sama alimnya dibidang ilmu fiqih dengan tujuan mau mencoba keilmuan atau kewalian beliau, mereka berencana mengutarakan beberapa masalah fiqih yang sulit terpecahkan, setelah itu mereka duduk berkumpul membentuk suatu lingkaran didalam majlis tersebut, kemudian beliau menundukkan kepalanya dan seketika itu dada beliau memancarkan sinar cahaya yang sangat terang hingga menyinari keseluruh dada ulama' itu, hingga semua masalah yang telah direncanakan tadi dalam pikirannya hilang seketika, semuanya kebingungan atas apa yang telah terjadi, akhirnya para ulama' tadi tidak jadi mengutarakan permasalahnya, kemudian beliau naik ke kursi yang telah disediakan, lalu beliau menjawab: "saya sudah tau semua masalah apapun yang kalian mau utarakan", kemudian semua masalah tersebut dapat terjawab dan terselesaikan oleh beliau.
Syekh Abdul Qadir juga ahli dalam 13 bidang keilmuan diantaranya ialah: ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu khilaf, ilmu Ushul (Ushul Kalam atau Ushul fiqih), ilmu nahwu, ilmu qiro'ah (ilmu tajwid), ilmu shorof, ilmu arudh, ilmu ma'aniy, ilmu badhi', ilmu bayan, ilmu mantiq, ilmu tasawuf (ilmu thoriqoh).
Berdasarkan keterangan diatas dapat kita ambil ibrah atau hikmah dari perjalanan seorang waliyullah syekh Abdul Qadir Al-jailaniy bagaimana beliau bisa menjadi seorang yang dapat dicintai oleh seluruh makhluk di bumi ini, serta mempunyai wawasan keilmuan yang sangat luas, dan juga karomah yang sangat besar, dengan meminta kepada Allah melalui perantara wasilah beliau semoga hajat kita bisa terwujud.
Penulis: M. Soleh Makmun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H