Lihat ke Halaman Asli

Waduh! Komik Strip Sukribo Dipojokkan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1333447111128393376

Adakah yang belum pernah baca Kompas Minggu? Kalau ada saya beritahu ya, selain iklan lowongan kerja dan TTS, di Kompas Minggu itu juga ada rubrik yang pantas ditunggu, yakni rubrik komik strip :). [caption id="attachment_169757" align="alignnone" width="640" caption="Sukribo nangkring di Pojokan."][/caption] Ada Panji Koming karya Dwi Koendoro, Mice karya Muhammad Misrad (Mice), Timun karya Rahmat Riyadi (Libra), Konpopilan karya Ade R, dan Sukribo karya Faisal Ismail. Meski cuma seminggu sekali parade komik strip itu menyegarkan karena jadi terasa seperti menemukan oase di gurun berita harian Kompas yang cara bertuturnya jaim banget :p. Maka di setiap hari Minggu saya sengaja menunggu kehadiran Kompas demi menikmati karya kartunis-kartunis yang selalu menawarkan pilihan berbeda dalam melihat fenomena yang sedang aktual. Pilihan yang ditawarkan sih tidak selalu baru memang, tapi sering kali mengejutkan. Jadi yang lebih membuat saya penasaran sebenarnya adalah kira-kira bagaimana ya para kartunis itu menyampaikan pandangannya. Nah, di antara komik strip-komik strip itu yang agak misterius menurut saya adalah komik Sukribo karya Faisal Ismail. Pertama, nama tokohnya Sukribo itu ndeso banget. Entah gimana sejarahnya kok penciptanya ngasih nama begitu? Apa mentang-mentang rambutnya kribo trus dipanggil Kribo, trus karena settingnya Yogyakarta/Jawa lalu ditambahi su begitu saja.  Idiiih... Kedua, nama penulisnya itu juga tidak kalah misterius. Coba kita eja ya, Fa is Al is Mail. Berarti namanya adalah: Fa adalah Al adalah Surat. Jadi nama sebenarnya siapa??? (hihihi... piss Mas-e..) Ketiga, dibanding strip-strip yang lain yang lebih santun dan menghibur, Sukribo ini sering bertutur tanpa basa-basi. Saya menduga bisa-bisa pembuat komik ini diuber-uber penguasa yang geram membaca celetukan nakalnya. Misalnya yang paling baru di edisi Minggu 1 April 2012 kemarin, dia memelesetkan begitu saja lagu Iwak Peyek yang lagi happening diganti syairnya jadi "Iwak Beye".  Wah .. wah.. Eh, di luar dugaan saya, meskipun dialognya sering nyerempet bahaya -lantaran yang diserempet adalah penguasa- ternyata Sukribo ini ada juga penggemarnya. Terbukti ada beberapa mahasiswa yang mengambil Sukribo sebagai topik penelitian tugas akademik mereka. Bahkan, Jojoncenter -sebuah lembaga dokumentasi komedi- pernah serius mendiskusikannya bersama kritikus seni rupa, Kuss Indarto dengan tajuk "Menggunduli Sukribo". Masih di luar dugaan saya, ternyata kenakalan Sukribo malah diwujudkan di dunia nyata. Tepatnya di sebuah toko di kampungnya sendiri, Sleman Yogyakarta, dibangun sebuah pojok yang berisi semacam galeri Sukribo. Isinya, proses pembuatan Sukribo -mulai dari sketsa sampai hasil akhir yang tayang di Kompas-, Sukribo versi berwarna, sampai kaos yang sering dipakai Sukribo juga ada. [caption id="attachment_169755" align="alignnone" width="300" caption="Proses Sukribo dari sketsa hingga tayang."]

13334465031538493388

[/caption] Siang tadi, saya mengunjungi Pojok Sukribo itu. Menarik juga sih, di situ ada karya yang tidak lolos sensor editor Kompas, trus ada juga mural Sukribo, Pak Lurah, dan tokoh-tokoh yang sering muncul setiap Minggu. Sayangya, di dunia nyata Sukribo masih belum se-nyengiti di Kompas.  Entah kenapa.. Akhirul kalam, saya menghimbau para penggemar Sukribo di mana pun Anda berada, mbok Sukribo tuh disuruh lebih heboh menampilkan gagasannya di dunia nyata. Ataaaauuu, mau digunduli lagi? :D [caption id="attachment_169760" align="alignnone" width="640" caption="Sukribo dkk."]

1333447710595784086

[/caption] [caption id="attachment_169762" align="alignleft" width="480" caption="Kaos Sukribo."]

13334478801466571571

[/caption] [caption id="attachment_169763" align="alignleft" width="640" caption="Pojok Sukribo"]

1333448803199600442

[/caption] [caption id="attachment_169764" align="alignleft" width="640" caption="Sukribo diwarnai"]

1333448954955359845

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline