Lihat ke Halaman Asli

M. Sadli Umasangaji

Blogger - celotehide.com

Perjalanan

Diperbarui: 24 Agustus 2023   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-Orang Sederhana - M. Sadli Umasangaji

Serial Orang-Orang Sederhana

Perjalanan

M. Sadli Umasangaji

                Embun-embun masih terasa menemani daun. Langit pagi masih samar-samar menutupi mentari pagi yang keluar memenuhi tugasnya dari Tuhan untuk menerangi bumi. Memang benarlah firman Tuhan, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?". Bukankah Tuhan pula telah menasbihkan bahwa "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya)".

                Seseorang bergerak cepat seakan-akan waktu telah menyayatnya. Karena waktu adalah ritme kehidupan. Lelaki muda ini bergegas terselimuti dengan pikiran dalam kenangan-kenangan lampau. Masa lalu menyelimuti bagai awan di langit.

                Lelaki muda ini akan kembali pada desa kenangan yang telah ia tinggal selama lima tahun lalu, tanpa kembali dalam senja waktu sedikitpun. Hari ini adalah waktunya ia kembali. Jarak tempuh menuju desa itu ia lalui jalur darat, ia tempuh naik speed boat selama 1 jam, ditunggunya di terminal mobil penumpang untuk ke desa W, desa kelahirannya, tempat tinggal Pak Hamid ayahnya tercinta.

                Nama lelaki muda ini adalah Gifar. Lima tahun yang lalu, ia menempuh pendidikannya dengan penuh duka, tekad dari orang-orang sederhana. Ia terus terbayang dalam lamunannya. Selama perjalanan kembali ini. Dalam lamunannya sambil didengarlah lagu Sisir Tanah -- Lagu Hidup.

Kita akan selalu butuh tanah

Kita akan selalu butuh air

Kita akan selalu butuh udara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline