Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Sabda Alhari

Enterprenur, Influencer, Investor, And Public Speaker

Mengenal Sosok Anak Muda Fisioner Muhammad Al-Fatih

Diperbarui: 19 Maret 2023   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi Muhammad Al Fatih (Sumber : Bangkapos. Com) 


Muhammad Al-Fatih (1432-1481), atau dikenal sebagai Sultan Mehmed II, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah dunia. Ia merupakan sultan Kesultanan Utsmaniyah yang terkenal sebagai penakluk Konstantinopel pada tahun 1453, yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur yang telah berusia lebih dari seribu tahun.

Muhammad Al-Fatih dilahirkan pada 30 Maret 1432 di Edirne, ibu kota Kesultanan Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Mehmed II dan Huma Hatun. Sejak kecil, Muhammad Al-Fatih telah menunjukkan bakat dan minat yang besar dalam ilmu pengetahuan, sastra, dan seni bela diri. Ia juga dilatih dalam berbagai keterampilan militer, termasuk bela diri, menembakkan busur, dan berkuda.

Ketika ayahnya meninggal dunia pada tahun 1444, Muhammad Al-Fatih menjadi sultan Kesultanan Utsmaniyah yang baru, meskipun ia masih berusia muda pada saat itu. Ia dikenal sebagai sultan yang sangat ambisius dan memiliki cita-cita besar untuk memperluas wilayah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah.

Pada tahun 1451, Muhammad Al-Fatih memulai persiapan untuk menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi Timur yang masih bertahan. Ia mempersiapkan pasukan besar, termasuk pasukan kavaleri dan artileri yang kuat. Pada akhirnya, setelah mengepung kota selama hampir dua bulan, Muhammad Al-Fatih berhasil merebut Konstantinopel pada 29 Mei 1453.

Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah dunia. Konstantinopel merupakan kota yang sangat penting dan strategis, karena merupakan pusat perdagangan dan kebudayaan antara Asia dan Eropa. Penaklukan ini membawa Kesultanan Utsmaniyah ke panggung dunia sebagai kekuatan besar yang menguasai wilayah yang luas.

Setelah penaklukan Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih mengubah namanya menjadi "Kayser-i Rm", atau "Kaisar Romawi Timur", sebagai tanda bahwa ia adalah penerus Kekaisaran Romawi Timur. Ia juga memulai berbagai proyek pembangunan di Konstantinopel, termasuk membangun Masjid Fatih yang menjadi salah satu masjid terbesar di Istanbul.

Selama masa pemerintahannya, Muhammad Al-Fatih juga berhasil menaklukkan beberapa wilayah penting lainnya, termasuk bagian dari Albania, Bosnia, dan Serbia. Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa dan Timur Tengah, serta memperluas perdagangan Kesultanan Utsmaniyah dengan negara-negara lain.

Muhammad Al-Fatih meninggal dunia pada usia 49 tahun pada 3 Mei 1481. Ia dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah dunia, yang berhasil merebut kota
yang sangat penting dan strategis Konstantinopel, serta mengubah wajah dunia dengan memperluas wilayah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Selain itu, ia juga dihormati karena kepemimpinannya yang bijaksana dan kecintaannya terhadap seni, ilmu pengetahuan, dan budaya.

Meskipun Muhammad Al-Fatih memiliki keberhasilan besar selama pemerintahannya, ia juga menghadapi tantangan dan konflik selama masa kekuasaannya. Salah satu konflik besar yang dihadapinya adalah perang dengan Kesultanan Mamluk di Mesir, yang berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan kesepakatan damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline