Sore itu, di awal bulan April 2017, kala itu saya tengah membaca sebuah surat elektronik melalui komputer jinjing milik saya. Surat elektronik tersebut menyatakan bahwa saya diterima menjadi member dari Rumah Kreatif Bersama BUMN. Lebih tepatnya sebagai anggota dari Rumah Kreatif Bersama BUMN Plus Jogjakarta. Ya, beberapa hari sebelumnya, saya memang mendaftarkan diri untuk menjadi anggota dari Rumah Kreatif Bersama Plus Jogjakarta dalam kategori Pelaku Kreatif Seni Pertunjukan.
Sebenarnya saya awalnya ragu untuk mendaftarkan diri, namun setelah mendapat motivasi dari mas Bio Hadikesuma dan mas Hanitianto Joedo, serta sedikit obrolan dengan mas Awan Narendra dan mas Rohim --kesemuanya adalah pengasuh di Rumah Kreatif Bersama Plus Jogjakarta--, akhirnya pada akhir bulan Maret 2017, saya memberanikan diri untuk mendaftarkan diri.
Hati saya berdegup kencang saat membaca satu demi satu kata yang tercantum dalam surat elektronik tersebut. Mungkin bagi orang lain, isi surat elektronik tersebut akan terasa biasa saja. Namun bagi saya tidak. Bagi saya, isi dalam surat elektronik tersebut sangat luar biasa. Sangat istimewa. Karena dengan demikian, saya akan menjadi bagian dari keluarga besar Rumah Kreatif Bersama BUMN Plus Jogjakarta, yang biasa disingkat dengan istilah RKJ, Rumah Kreatif Jogja, yang berisikan begitu banyak insan-insan kreatif muda yang bergerak di industri kreatif bidang UMKM dan Pelaku Kreatif. Dan di sinilah semua cerita saya ini bermula.
RKJ: A Memorable Moment
Siang itu, tepatnya hari Kamis tanggal 12 Januari 2017, saya berada di sebuah acara pembukaan RKJ, yang kabarnya akan dihadiri oleh Menteri BUMN Kabinet Kerja, ibu Rini Soemarno. Saya hadir karena memenuhi undangan yang diposting oleh mas Bio Hadikesuma satu malam berikutnya, ketika mas Bio membagikan informasi pembukaan acara tersebut di sebuah group aplikasi chat WhatsApp yang kami berdua tergabung di dalamnya, yaitu group Secangkir Kopi. Saat itu, mas Bio mengharapkan ada 10 orang dari group tersebut untuk datang, termasuk saya. But yeach....ternyata dari 10 orang tersebut, hanya saya yang datang memenuhi undangan beliau.
Saya datang tepat pada pukul 12:00 siang, karena undangan dari mas Bio menyatakan demikian. Petugas keamanan yang berjaga hampir saja tidak memperbolehkan saya masuk ke dalam ruangan acara, karena pada saat itu ibu menteri sudah hampir tiba di ruangan acara. Namun setelah saya meyakinkan petugas keamanan tersebut bahwa saya adalah memang salah satu undangan dari mas Bio --bahkan saat itu saya menelepon mas Bio-, akhirnya saya diperbolehkan masuk ke dalam ruangan RKJ. Saya pun memasuki ruangan RKJ yang berada di lantai atas gedung yang dulunya merupakan Wisma BRI tersebut dengan penuh semangat. Saya memperhatikan lukisan yang menghiasi dinding ruangan.
Ada sebuah lukisan tentang proses metamorfosa telur yang bertransformasi menjadi kupu-kupu, yang menghiasi salah satu sudut. Ah....orang awam seperti saya mana paham dengan arti yang tersirat dalam lukisan tersebut. Kemudian di sudut lain terdapat beragam grafiti indah yang menempel di dinding yang bertuliskan Zona Produktif, saya masih belum paham dengan arti grafiti tersebut.
Di sisi lain terdapat beragam quote-quote dari orang-orang berprestasi dunia, yang kesemuanya mengartikan tentang semangat meraih prestasi. Lagi-lagi saya masih merasa bertanya-tanya mengenai maksud dari semua grafiti dan quote tersebut. Bahkan, saya masih bertanya-tanya sebenarnya apa itu RKJ.
Di tengah keramaian para undangan yang hadir, saya pun memberanikan diri untuk menyapa mas Bio, yang saat itu tengah berbincang dengan beberapa hadirin. FYI, mas Bio ini adalah pengampu di sebuah acara talkshow radio tentang wirausaha, yang berjudul Kobis Kongkow Bisnis di radio Geronimo FM. Sepanjang pengetahuan saya saat itu, mas Bio ini mempunyai anak didik yang kesemuanya adalah wirausahawan. Saat itu, mas Bio tengah berada di sebuah ruangan terbuka yang ditata sedemikian rupa menyerupai cafe yang berhiaskan grafiti Zona Inspiratif.
Saya pun berkenalan dengan hadirin yang mengerubuti mas Bio. Ada mba Erryza, suami-istri muda ibu Yuki dan pak Andro, mba Ayu, pak Jipong dan mas Ridho. Dari cerita mereka semua satu per satu, saya mendapatkan kesimpulan bahwa mereka semua adalah wirausahawan. Mereka semua adalah Pengusaha UMKM. Mba Erryza mempunyai usaha di bidang kerajinan perhiasan perak, sementara mas Ridho berwirausaha di bidang kerajinan kulit, ibu Yuki dan pak Andro berwirausaha di bidang kuliner, pun demikian dengan mba Ayu serta pak Jipong yang juga berwirausaha di bidang kuliner.
Bersambung...