Hampir setiap enam bulan sekali, anak saya menjalani ujian kenaikan tingkat olahraga karate. Dalam ujian tersebut para peserta ujian harus mendemonstrasikan beberapa gerakan wajib dan menjalankan perintah gerakan yang diminta oleh penguji. Para penguji punya parameter tertentu untuk meluluskan dan atau tidak meluluskan para peserta ujian karate.
Pengalaman saya menunjukkan dari beberapa kali ujian kenaikan tingkat anak saya berhasil lulus dan naik satu tingkat lebih tinggi dengan ditandai warna sabuk yang digunakan menjadi berbeda dari sebelumnya. Dua minggu sebelum ujian, para karateka yang akan mengikuti ujian kenaikan tingkat biasanya akan diberikan perhatian khusus, dilatih, dimonitor oleh pelatihnya sehingga benar-benar hapal dan menguasai gerakan yang akan diujikan. Hal ini merupakan kunci kesuksesan lolosnya peserta ujian.
Pun hal yang sama juga terjadi pada anak-anak sekolah dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Mereka akan menjalani ujian pada waktu tengah semester, akhir semester, ujian kenaikan tingkat, dan ujian kelulusan. Ujian ini dimaknai untuk mengkalibrasi apakah pembelajaran yang dijalani dan diterima oleh para siswa sudah sesuai dengan standard yang diharapkan. Tanpa ujian rasanya susah untuk mengukur seberapa efektif materi pembelajaran berhasil dikuasai oleh siswa.
Dalam olahraga ada ujian kenaikan tingkat. Dunia pendidikan juga menerapkan sistem ujian dalam pelaksanaan pengajarannya. Dalam dunia kerja dan pemerintahan juga dikenal fit & proper test bagi seseorang yang akan menduduki suatu posisi baik di perusahaan ataupun menjadi pejabat publik.
Begitu juga manusia dalam hidupnya selalu akan menghadapi ujian hingga akhir hayatanya. Jangankan manusia biasa, para nabipun menghadapi ujian yang demikian berat dari Illahi Robbi. Kurang disayang apa para nabi oleh Allah SWT dibandingkan dengan manusia biasa, toh mereka tetap diberikan ujian yang tidak ringan.
Simaklah hadits berikut ini:
Dari Mush'ab bin Sa'id -seorang tabi'in dari ayahnya, ia berkata,
"Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa." [HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185)]
Sesungguhnya manusia tidak akan luput dari ujian. Ada dua tipe ujian yaitu berupa keburukan dan kebaikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Anbiya ayat 35: