Di suatu kesempatan saya membereskan piring-piring dan gelas kotor bekas makan pagi dari meja makan dan membawanya ke tempat cucian. Piring-piring dan gelas tersebut saya biarkan saja dan tak langsung dicuci. Petang harinya sepulang kerja dan setelah makan malam, saat membereskan piring dan gelas kotor, ternyata tumpukan piring dan gelas kotor di tempat cucian bukannya habis tetapi malah menggunung.
Mungkin saat anak makan siang dia juga hanya menaruh piring dan gelas kotornya di cucian tanpa membersihkannya. Biasanya saat melihat tumpukan piring dan gelas kotor, kita malas untuk melihat dan membersihkannya, sembari berharap ada orang lain yang akan mencuci dan membersihkannya.
Mau tidak mau saya harus membereskan tumpukan piring, mangkok dan gelas kotor dari tempat cucian saat itu juga daripada tak enak dipandang. Dimulai dari tumpukan paling atas saya cuci, bersihkan, keringkan dan letakkan pada rak-rak yang tersedia. Lama kelamaan gunungan piring dan gelas kotor serta beberapa perkakas dapur sudah bersih dari tempat cucian dan tersimpan rapi di raknya masing-masing. Hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk mengosongkan piring, gelas, perkakas kotor dari tempat cucian dan membuatnya mengkilat lagi.
Begitulah kalau menunda-nunda dan menumpuk pekerjaan, bukannya akan selesai tetapi malah membuat kita semaikin malas untuk menyelesaikannya. Dari sedikit usaha, hingga harus mengeluarkan usaha yang yang amat keras untuk menyelesaikan pekerjaan yang kita tunda dan tumpuk saja.
Tumpukan piring dan gelas kotor di cucian adalah wujud gambaran sifat malas manusia untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapinya. Tidak ada masalah yang tak ada solusinya, namun demikian sifat dasar manusia menyebabkan mereka cenderung menghindar dan melarikan diri dari masalah yang dihadapi.
Apakah kemudian masalah-masalah tersebut akan selesai sendiri? Tentu tidak, lha wong yang punya masalah tidak mau menyelesaikannya. Yang ada justru semakin banyak masalah akan bertumpuk menghampiri hidupnya. Apabila tumpukan masalah yang kemudian hadir membuat seorang manusia tidak bisa lagi lari menghindar, maka dia akan menjadi stress, depresi, gila bahkan bisa bunuh diri.
Oleh karenanya lari dan menghindar dari masalah bukanlah solusi namun bom waktu yang sewaktu-waktu meledak. Hadapilah dan selesaikan masalah yang ada, biarpun sudah bertumpuk tinggi saking banyak dan lamanya didiamkan. Satu persatu masalah diurai dan diselesaikan, lambat laun semua akan beres, yang penting sabar, ikhtiar dan berdoa.
Sama halnya dengan tumpukan masalah, tumpukan dosa yang telah kita perbuat juga harus dicuci. Sudah sunnatullah bahwa manusia tempatnya salah dan lupa, tidak ada yang sempurna dan selalu berbuat benar.
Tumpukan kesalahan dan keburukan yang dilakukan, menempatkan gunungan dosa dan meninggalkan bekas hitam di dalam hati kita. Apabila terus didiamkan, mungkin akan menjadikan seorang manusia sangat hitam hati, pikiran dan hidupnya. Pada titik ini seorang manusia bisa jadi akan merasa bahwa dirinya adalah seorang pendosa besar. Dia akan beranggapan bahwa dosanya tidak akan diampuni dan berputus asa dari Rahmat Tuhannya.
Padahal Allah SWT adalah Tuhan yang maha pengampun. Sebesar apapun dosa manusia, jika ia bertaubat dan meminta ampun, pasti Dia akan mengabulkannya. Oleh karenanya sebelum menjadi tumpukan dosa, noda hitam di hati, maka sebagai manusia biasa sudah sewajarnya pula kita cuci keburukan-keburukan dan dosa-dosa yang telah dilakukan dengan memperbanyak amal kebaikan seperti puasa, sedekah, infak, menyantuni anak yatim dan masih banyak lainnya. Jangan biarkan masalah dan dosa menumpuk dalam hidup kita. Segera selesaikan dan cucilah semua masalah dan dosa-dosa yang kita punya, Insya Allah ini lebih baik daripada mendiamkannya.