Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rasyid Ridha

Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Sambut Pagi dengan Doa dan Ceria

Diperbarui: 19 Mei 2022   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Pagi yang dingin tidak lantas membuat tubuh rebah kembali ke tempat tidur. Ada banyak kewajiban yang harus ditunaikan selepas waktu subuh lewat. Berangkat kerja merupakan salah satu kewajiban manusia untuk mencari nafkah, menjemput rizki yang sudah disebar oleh Allah sang pencipta.

Oleh karenanya seringkali saya bersyukur masih ada kewajiban yang bisa menuntut diri menjadi lebih disiplin dengan bangun pagi dan berangkat kerja di pagi hari ketika banyak orang mungkin masih terlelap. Menikmati pagi adalah kenikmatan tersendiri, paling tidak ada ruang kesadaran jika kita masih diberikan nafas untuk menjalani hari dan memperbaiki diri. Di tengah-tengah gonjang-ganjing minyak dunia yang meninggi, minyak sawit yang amburadul tata kelolanya , serta manuver para elit politik untuk persaingan menuju tahun 2024, maka menikmati sejuknya pagi merupakan sarana healing yang tepat bagi jiwa dan raga.

Saya masih ingat sekitar satu dekade lampau, saat meeting pagi dengan salah satu manajemen perusahaan kami tentang progress suatu proyek. Saat si Bos tidak puas atas penjelasan anak buahnya, maka moodnya menjadi jelek dan sepanjang meeting tensinya naik alias marah-marah terus. Bisa dipastikan sepanjang hari itu suasana hati beliau tidak enak, dan bagi kita anak buahnya jangan sekali-kali mendekat.

Jadi suasana hati di pagi hari akan berpengaruh besar pada sisa hari yang akan kita lalui. Oleh karenanya ada baiknya sebelum memulai hari kita berdoa "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima". (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni). Membaca doa tersebut di sejuknya pagi akan menambah kekhusukannya dan mudah-mudahan dapat membuka pintu langit untuk dikabulkannya permohonan tersebut.

Ilmu yang bermanfaat

Manusia diminta menuntut ilmu dari lahir sampai masuk liang lahat. Karena ilmu merupakan bagian dari ikhtiar untuk menghilangkan kebodohan, sehingga manusia bisa berpikir mana yang benar, mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang ditinggalkan. Sangat berbeda ketika orang berilmu dan tidak berilmu dalam menjalankan sesuatu.

Dan salah satu amal yang tak putus pahalanya ketika manusia sudah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Pertama-tama manusia harus berilmu, setelah itu dia harus mengamalkan ilmunya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat bukan hanya bagi dirinya sendiri namun juga orang lain, bukan ilmu yang menyesatkan.

Rezeki yang baik

Banyak dari kita mengejar harta, pendapatan tanpa begitu memperhatikan halal haramnya, baik buruknya. Yang penting memperoleh harta, bisa hidup dengannya dan menikmatinya. Padahal harta yang kita peroleh, penghasilan yang didapat akan mengalir kepada keluarga kita, anak, istri, orang tua. Bisa dibayangkan jika nafkah yang dinikmati keluarga kita berasal dari sesuatu yang haram, tidak baik, dan mengalir pada darah anak-anak kita.

Oleh karenanya rezeki yang baik harus kita mintakan pada Allah, sehingga aliran darah kita terjaga dari hal-hal yang haram, tidak baik. Ibarat darah kita bersih, bebas kolesterol maka tubuh kita akan enak bergerak dan beratifitas, tidak menanggung beban penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline