Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rasyid Ridha

Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Mau Selamat? Ikuti Indikator

Diperbarui: 27 Mei 2020   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Bagi anak elektro, terjadinya beda potensial adalah sesuatu yang sangat bermanfaat. Dengan bantuan konduktor, maka beda potensial tersebut bisa menghasilkan aliran listrik yang kemudian menjadi sumberdaya energi bagi banyak peralatan. Arus listrik ini tidak dapat dilihat, tapi bisa dirasakan. Kalau kita pernah kesetrum maka itu menandakan adanya arus listrik yang mengalir.

Karena listrik ini tidak terlihat, maka orang kemudian menciptakan indikator kalau di suatu sirkuit elektronik ada arus yang mengalir. Misalnya di stop kontak ada lampu LED yang akan menyala jika arus listrik mengalir di stop kontak tersebut. Dengan begitu orang akan hati-hati bila tidak ingin tersetrum jika iseng-iseng memasukkan jarinya ke dalam stop kontak. Demikian pula di berbagai alat elektronik terdapat indikator untuk memberikan informasi pada penggunanya jika perlatan tersebut teraliri listrik dan bekerja.

Sama halnya listrik, gas bumi itu juga sumber energi yang tidak dapat dilihat dan tidak berbau. Namun kehadirannya bisa dilihat dan dirasakan ketika menjadi nyala api di kompor-kompor. Karena sifatnya yang tidak terlihat dan tak bau itu, maka para insinyur kimia merasa perlu menambahkan sesuatu pada gas bumi tersebut agar keberadaannya diketahui orang. Maka kelak di kemudian hari ditambahkanlah cairan odoran yang baunya sangat khas.

Adanya odoran pada gas bumi menjadi indikator penting keberadaan atau kebocoran gas bumi pada peralatan dan instalasinya. Odoran menjadi sama fungsinya seperti lampu LED di atas yakni untuk mendeteksi adanya aliran listrik atau tidak. Jika kita mencium bau odoran, berarti di ruangan tersebut ada gas bumi, begitu kira-kira kesimpulan gampangnya. Odoran dalam hal ini berfungsi sebagai indikator yang membantu orang untuk mendeteksi adanya gas bumi, kebocoran yang mungkin terjadi.

Banyak indikator yang orang ciptakan untuk membantu kehidupan manusia. Mengapa indikator perlu? Karena seringkali orang tidak sadar akan sesuatu hal yang kemudian apabila terlambat menyadari atau tidak sadar bisa berbahaya. Contohnya lampu LED dan odoran di atas. Apabila tidak ada bau odoran pada gas bumi sementara ternyata ada kebocoran pada selang yang menuju ke kompor sehingga gas bumi terkonsentrasi di ruangan dapur, maka apabila kompor dinyalakan bisa menyebabkan terjadinya ledakan dan kebakaran.

Sama akan halnya indikator di atas, dalam menjalani hidup  semestinya orang juga mempunyai indikator. Bukankah hidup di dunia ini hanyalah sementara, sementara kehidupan yang lebih panjang akan dijalankan kelak di akhirat. Oleh karenanya manusia harus berjalan di jalan yang benar bila ingin mendapatkan kehidupan yang baik di akhirat. Satu kata kuncinya yaitu menjadi manusia yang bertakwa agar bisa selamat dunia dan akhirat.

Banyak perintah dan larangan Allah yang harus manusia jalankan untuk meraih predikat takwa. Hati-hati kita terjebak dalam godaan duniawi yang akan menjauhkan manusia dari jalan ketakwaan. Seringkali kita tidak sadar jikalau ternyata sudah jauh tersesat atau menyimpang dari jalan yang lurus. Untuk itu maka manusia harus menciptakan indikatornya sendiri agar sadar ketika menyimpang dan atau tersesat.

Bagi saya, hati adalah indikator yang tidak bisa dibohongi pun membohongi. Tanyakanlah pada hati kita masing-masing, apakah hidup kita merasa tenang, nyaman, dekat dengan Tuhan. Apabila jawabnnya tidak, maka ada yang salah dengan hidup yang saat ini kita jalani dan itu perlu evaluasi ulang secara menyeluruh.

Dalam menjalankan perbuatan atau pekerjaan pun hati bisa menjadi indikator yang berguna. Apabila hati kita tidak sreg dan nyaman dalam menjalankan suatu perbuatan atau pekerjaan, maka tinggalkanlah hal tersebut dan jangan dilakukan. Biasanya ketika hati tidak nyaman maka indikator sedang bekerja bahwa ada sesuatu yang tidak baik atau berlawanan dengan perintah Allah.

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)" (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Sebagai indikator jalan lurus manusia maka hatipun perlu dijaga agar jangan sampai rusak. Meminjam indikator LED maka jangan sampai LED tersebut pecah atau mati. Atau dalam hal odoran jangan sampai odoran tersebut komposisinya dalam gas bumi sangat kecil sehingga baunya menjadi tidak terdeteksi alias tidak menyengat. Apabila kita sering mengingkari hati nurani, maka lama kelamaan hati ini menjadi tidak peka, sehingga kemampuannya sebagai indikator menjadi menurun atau malah mengalami kerusakan alias malfungsi. Rusaknya hati menjadi sangat berbahaya karena kita kehilangan satu indikator yang sangat terpercaya.

MRR, Bks-27/05/2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline