Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rasyid Ridha

Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Sedikit Kepercayaan dan Kesempatan Untuknya

Diperbarui: 21 Juni 2019   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Suatu petang saya mampir ke tempat kerja seorang teman. Sudah lama tidak bertandang dan ngobrol apalagi setelah lebaran belum sempat berhalal bihalal jadi rasanya tidak afdol. Guliran obrolan terus mengalir, sehingga rencana cuma 5 menit ketemu jadi molor hingga 40 menit lebih.

Dalam sela-sela obrolan sempat saya tanyakan kabar anak buahnya, sebut saja si A yang menjadi pejabat di direktorat perusahaan teman saya. Kebetulan saya kenal si A karena pernah beberapakali berinteraksi dengan dia. Kebetulan bosnya si A yang berada satu level di bawah teman saya sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut. Saya katakan ya udah angkat saja si A menggantikan bos lamanya, toh pengalamannya di bidang tersebut sudah lama dan cukup mumpuni. Namun teman saya menyatakan bahwa untuk posisi jabatan seperti bos si A, di perusahaannya tidak ada kader yang mumpuni dan selalu dicarikan orang professional dari luar. Saya katakan kadang kala kita harus percayakan sesuatu hal pada orang muda, kalau selalu ambil dari luar artinya transfer ilmu, proses coaching, mentoring dan kaderisasi di perusahaannya tidak berjalan dengan baik.

Saya jadi merenung tentang obrolan dengan teman tersebut dan coba flash back pada diri sendiri. Sampai hari ini ketika menyetir untuk perjalanan jauh, saya belum pernah memberikan kesempatan pada istri untuk bergantian menyetir meskipun dia memintanya. Meskipun kemampuan istri menyetir tidak bisa diragukan, namun saya belum mantap mempercayainya untuk menyetir jarak jauh. Padahal kalau dicoba dan diberi kesempatan, mungkin ya tidak akan terjadi apa-apa dan semuanya akan baik-baik saja. Namun kekhawatiran yang berlebihan membuat saya belum memberikan ijin istri menggantikan menyetir ketika bepergian jarak jauh.

Seringkali kita menilai orang lain dengan standar diri kita sendiri, padahal belum tentu standar kita lebih baik dari orang lain. Orang cenderung menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain ketika melakukan penilaian. Sangat sulit memang menilai diri sendiri seobjektif mungkin. Hal inilah yang kemudian memunculkan rasa kekurangpercayaan pada kemampuan orang lain dan rasa kekhawatiran ketika orang lain tersebut menjalankan tugas dan aktivitas yang bersangkutan dengan kita.

Dokpri

Coba saja ketika anak kita mau belajar naik sepeda untuk pertama kalinya. Pasti kita sangat khawatir, malah kadang sering bilang "jangan dulu nak, kamu masih kekecilan, kakinya belum nyampai". Padahal saat seusia mereka, kita juga melakukan hal yang sama malah terkadang lebih ektrem dan tidak terjadi apa-apa. Namun saat anak-anak kita yang melakukannya kenapa kita menjadi sangat khawatir dan tidak percaya akan kemampuan mereka? Kalau tidak kita beri kepercayaan dan kesempatan, kapan mereka akan bisa dan berkembang kemampuannya, tidak stagnan.

Tidak bisa semua orang dibandingkan satu dengan lainnya sehingga didapatkan satu orang dengan kemampuan yang sempurna. Semua orang akan berikhtiar dalam mengasah dan meningkatkan kemampuan, keahlian serta kapasitasnya masing-masing. Saat orang lain akan menjalankan tugas, pekerjaan atau aktivitas apapun yang bersinggungan dengan kita, cukuplah kita lihat track recordnya selama ini. Janganlah belum apa-apa sudah menghakimi orang tersebut tidak mampu hanya gara-gara kekurangpercayaan dan rasa khawatir yang berlebihan pada yang bersangkutan. Tugas kita hanyalah mencoba mengurangi resiko yang mungkin terjadi, bukan menghalangi mereka menunjukkan kemampuannya.

Percayalah, sedikit kepercayaan yang kita berikan akan berdampak sangat besar pada orang lain. Mereka tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan tersebut dan akan berbuat yang terbaik. Hanya sedikit kesempatan yang mereka butuhkan, sama seperti kita yang telah lebih dulu mendapatkannya dalam hidup ini dibandingkan mereka.

MRR, Bks-21/06/2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline