Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rasyid Ridha

Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Rakyat Baik Menghasilkan Pemimpin yang Baik

Diperbarui: 23 Februari 2018   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: greatleadershipbydan.com

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang kawan pada saat sama-sama di lift. Saat itu kawan saya menanyakan mengapa kita tidak ikut-ikutan seperti tetangga sebelah memprotes Menteri dan Pemimpin atas kebijakan yang diambilnya terhadap Perusahaan mereka yang dianggap tidak baik dan benar. Atas pernyataan tersebut saya katakan, sebagai rakyat tugas kita hanyalah menyampaikan nasehat kebaikan saja, karena para pemimpin adalah cerminan rakyatnya. 

Di kala rakyat baik maka bisa dipastikan para pemimpin adalah orang-orang baik, begitu pula di kala pemimpin kurang baik, tidak adil dan dzalim maka sesungguhnya keadaan rakyatnya pun demikian pula adanya.

Bagaimana mungkin kita mengharapkan pemimpin yang adil dan mendekati kesempurnaan sementara lingkungan dan sumber utama darimana pemimpin berasal yaitu dari rakyat yang terdiri dari birokrat, orang partai politik, profesional, pekerja biasa, buruh, dan lain-lain sangat jauh dari ideal, baik akhlak dan perilakunya. Wong kita baru merasa baik, baru merasa religius sekitar 5 tahunan kok sekarang tiba-tiba meminta pemimpin yang sangat baik. 

Pertahankan kebaikan yang sudah kita lakukan, tingkatkan akhlak, moral dan aspek religi kita, tularkan pada keluarga dan orang-orang terdekat. Dengan cara ini niscaya akan terbentuk kumpulan rakyat yang mendekati kebaikan, sehingga bisa kemudian menjadikan mayoritas rakyat sebagai orang-orang baik. Hal ini mungkin memerlukan waktu 10 -- 15 tahun sehingga setelah rentang ini kita bisa memanen, yaitu mendapatkan pemimpin baik yang mendekati ideal dan sempurna.

Mencetak pemimpin itu sering saya ibaratkan orang menanam padi. Saat orang menanam padi, pertama kali yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan atau sawahnya. Sawah digaruk, tanahnya di balik dan dipupuk seperlunya. Saluran air irigasi diperbaiki dan dipastikan bisa mengaliri air tanpa halangan. Setelah itu dicari bibit padi terbaik yang ingin ditanam. Benih padi kemudian disemai sehingga cukup kuat untuk ditanam. Setelah itu tanaman padi yang telah disemai ditanam pada sawah yang telah dipersiapkan.

Saat sudah ditanam, air yang mengalir ke sawah dikontrol agar pas takarannya. Setelah tanaman padi cukup besar dan air berhenti mengalir, pemberian pupuk secara rutin dilakukan. Begitu pula menjaga agar tanaman pengganggu seperti gulma, rumput, tidak tumbuh, maka petani harus rajin mengontrol dan menyiangi. Selain itu petani juga harus menjaga tanaman padi dari gangguan hama, burung, yang sewaktu-waktu datang dari luar dan merusak tanaman padinya. 

Semua langkah-langkah ini harus dilakukan dalam rangka mendapatkan hasil panen padi terbaik. Hasil panen terbaik diperoleh dengan kekonsistenan petani menjalankan dengan baik setiap langkah dari persiapan lahan, pemilihan benih atau bibit, penyemaian bibit, pengairan, pemupukan dan perawatan, hingga pemanenan.

Rasa-rasanya belum pernah saya melihat ada petani yang hanya menebar benih padi (gabah) ke sawahnya kemudian ditinggal, dibiarkan saja benih padi itu tumbuh sendiri, tidak dirawat apalagi dipupuk dan kemudian menghasilkan panen yang sangat baik dan sangat banyak per hektar sawahnya. Begitu pula analogi yang sama sangat sesuai dengan bagaimana cara kita mendapatkan pemimpin yang baik, adil dan amanah. Tidak bisa kita berharap pemimpin yang baik muncul dari rakyat yang keadaanya jauh dari baik dan ideal.

Janganlah selalu menyalahkan dan menhujat para pemimpin karena kekurangannya, kejelekannya maupun ketidakadilannya. Beban seorang pemimpin dan tanggungjawabnya sudah sangat besar, tidak saja dengan rakyat atau umat yang dipimpinnya, namun tanggungjawabnya dengan Allah subhanahu wa ta'ala atas amanah yang dipikulnya. 

Mari kita berinstropeksi diri, dan mau berubah menjadi lebih baik, dari aspek moral, akhlak dan perilaku. Sudah menjadi tanggung jawab bersama yang harus kita pikul untuk membuat masyarakat, bangsa dan negara ini memiliki rakyat dengan akhlak, moral, dan perilaku yang baik, adil dan bijaksana. Mendapatkan orang baik menjadi pemimpin yang amanah adalah keniscayaan dan hanyalah soal waktu. 

Hal ini terjadi ketika sumber utama pemimpin yaitu rakyat telah menjadi baik dan menjalankan kebaikan. Jangan lelah dan berhenti berharap dan berusaha mewujudkan itu semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline