Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rasyid Ridha

Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

"Knowledge Sharing" Sebagai Suatu Amal Jariyah

Diperbarui: 9 Februari 2018   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Ada suatu rutinitas yang biasa dilakukan satuan kerja kami tiap Jumat pagi per pekannya. Biasanya aktivitas tersebut dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir 1,5 jam kemudian. Knowledge sharing atau berbagi pengetahuan adalah nama aktivitas rutin tersebut. Knowledge sharing merupakan suatu aktivitas berbagi pengetahuan, dimana ada pemateri atau nara sumber yang menyampaikan suatu topik sementara peserta lainnya sebagai penerima pengetahuan yang bisa bertanya, mendebat atau memberikan pendapat tentang topik yang disampaikan oleh pemateri (MRR 2017).

Kebetulan satuan kerja kami, Center of Technical Excellence, terdiri dari 4 (empat) group yaitu Engineering, Konstuksi, Operation & Reliability, dan Profesional Certification(Procer), sehingga tiap group seharusnya akan mendapat giliran untuk membawakan topik knowledge sharing tiap 4 pekan sekali. Namun demikian mengingat group Procer tidak berkedudukan dalam satu tempat atau gedung dengan ketiga group lainnya (satu kota namun beda gedung, terpaut jarak 20 km) dan kesibukan lainnya, maka saat gilirannya seringkali harus digantikan oleh group lainnya. 

Jadwal knowledge sharing memang dibuat sefleksibel mungkin, sehingga tidak mengganggu tugas pokok utama tiap orang. Apabila banyak personil yang tidak bisa atau berhalangan hadir karena bertabrakan dengan acara lainnya, tidak tabu bagi kami menggeser acara ke siang hari, atau menundanya ke hari lain atau pekan depannya.

Konsensus yang kami bangun adalah bahwa topik knowledge sharing boleh apa saja, yang penting bebas, sopan dan masih bisa dicerna akal manusia, tidak mesti hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan fungsi group masing-masing. Topik-topik seperti flat earth (bumi datar), management inovasi, prosedur operasi, spesifikasi teknis dan material suatu alat, pengalaman konstruksi, metode pengoperasian dan pemeliharaan, proteksi katodik dan masih banyak lainnya pernah singgah dan dibawakan dalam acara knowledge sharing tersebut. Tiap group yang mendapat giliran memberikan knowledge sharing akan menunjuk salah satu personelnya sebagai pemateri. Personil yang ditunjuk tersebut akan menyiapkan topik yang akan dibawakan. Bahkan sehari sebelum atau pas hari H acara knowledge sharing ternyata personil yang ditunjuk karena suatu dan lain hal tidak bisa hadir, maka bisa digantikan oleh personil lainnya. Kami selalu beranggapan bahwa semua manusia yang sudah puluhan tahun hidup dan bekerja pasti punya pengetahuan yang dapat dibagikan, sehingga meskipun spontan maka seharusnya knowledge sharing tetap bisa berjalan.

Knowledge sharing merupakan cara mendapatkan dan menularkan ilmu dengan biaya yang murah. Mengingat tingkat minat baca Indonesia yang rendah, yaitu peringkat 60 dari 61 negara yang disurvey, berasal dari studi Most Littered Nation In the World 2016 yang dilakukan pada tahun 2016 lalu (hasil survey dapat dilihat di tautan: ini), maka knowledge sharing dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan orang. Orang memang banyak yang malas membaca, namun mendengarkan orang presentasi sembari makan camilan, terkadang sambil bertanya pula, rupa-rupanya tanpa sadar berhasil memasukan pengetahuan ke dalam otak mereka sebagai ganti membaca literatur.

Di samping sebagai bagian dari budaya perusahaan kami, knowledge sharing juga menjadi ajang bagi personil di stuan kerja kami untuk berlatih menyampaikan sesuatu, presentasi di muka umum, menyampaikan ide-ide, pemikirannya, dan terutama memupuk rasa percaya diri. Ternyata menyampaikan pemikiran, pendapat yang ada di dalam otak kepada orang lain juga perlu dilatih, membutuhkan jam terbang sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Knowledge sharingbila dimanage dengan baik dan tiap anggota dalam satuan kerja mempunyai komitmen untuk menjalankannya tentu akan berpengaruh positif terhadap perusahaan maupun pekerjanya.

Pengetahuan itu untuk dibagikan, bukan hanya disimpan dalam otak kita dan dibiarkan saja. Orang mati tidak akan membawa apa-apa termasuk ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Oleh karenanya pengetahuan itu semestinya diwariskan, ditinggalkan buat orang yang masih hidup. Semakin banyak orang membagi pengetahuan, maka semakin banyak dia akan mendapatkan pengetahuan lainnya, sama prinsipnya dengan orang bersedekah. 

Dengan membagikan pengetahuan, orang lain secara otomatis akan bertanya, mendebat, kadang memberikan masukan, hal tersebut yang akan membuat kita terus belajar untuk menjawab pertanyaan, sanggahan dan ketidaksetujuan akan pengetahuan yang kita bagikan. Bukannya hal seperti ini sudah pasti akan menambah pengetahuan yang kita miliki, membuat kita lebih pintar, tidak ada kamusnya membuat kita menjadi lebih bodoh.

Ada juga keutamaan lain dari suatu acara knowledge sharing terutama bagi narasumber atau pemateri, yaitu bilamana pengetahuan yang dibagikan bisa diambil manfaatnya, dipraktekan dan membawa kebaikan pada orang lain, para peserta knowledge sharing. Mudah-mudahan hal itu bisa menjadi amal jariyah, amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia. Mari berlomba-lomba membagikan pengetahuan melalui knowledge sharing, layaknya orang-orang berlomba-lomba untuk bersedekah.

Perhatikan hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline