Lihat ke Halaman Asli

Dekadensi Moral pada Remaja Saat Ini

Diperbarui: 12 Maret 2023   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini tidak bisa dibohongi bahwa semakin banyak berita tentang remaja-remaja yang melakukan tindakan kriminal. Pada akhir tahun 2022, terdapat kasus pemerkosaan terhadap dua orang perempuan yang terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Mirisnya pelaku pemerkosaan adalah 5 orang pelajar SMP yang masih dibawah 15 tahun. Kedua korban telah diperkosa secara bergantian oleh para pelaku, dan salah satu dari mereka merekam perbuatan tersebut. Setelah satu bulan berlalu, salah satu pelaku kemudian menyebarkan rekaman video pemerkosaan tersebut.

Selain itu beberapa hari belakangan juga terdapat kasus yang sangat memilukan dan memprihatinkan dimana terjadi pembacokan di lampu merah Pomad, Bogor, Jawa Barat. Pembacokan ini dilakukan oleh 3 orang yang masih berseragam sekolah yang menyebabkan seorang pelajar dari salah satu SMK di Bogor meninggal dunia di tempat. Korban dibacok/disabet memakai senjata tajam tepat mengenai bagian wajahnya sehingga menyebabkan luka terbuka dan mengeluarkan banyak darah.

Kedua berita tersebut menandakan bahwa remaja saat ini nampaknya sudah mengalami dekadensi moral. Lalu apa sih yang dimaksud dengan dekadensi moral? Dan apa faktor yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral?

Dekadensi moral merupakan suatu penurunan moralitas yang terjadi pada seseorang karena beberapa faktor. Dampak dari dekadensi moral sangatlah serius, karena bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Terutama ketika dekadensi moral terjadi pada remaja, hal ini dapat mengganggu ketertiban sosial. Hal ini sangatlah penting karena remaja adalah generasi penerus masyarakat. Beberapa bentuk dekadensi moral yang sering terjadi, seperti perzinahan, pencurian, penggunaan narkoba, pornografi, tindakan kriminal, seks bebas, anak durhaka, aborsi di kalangan remaja, dan lain-lain, menjadi masalah sosial yang sangat serius dan sulit untuk diatasi secara menyeluruh.

Dekadensi moral yang terlihat pada sebagian generasi muda sebagai harapan masa depan merupakan hal yang sangat disayangkan dan bahkan merusak kredibilitas dan kepercayaan dunia pendidikan. Seharusnya para pelajar menunjukkan perilaku dan sikap yang bermoral tinggi, namun kenyataannya mereka menunjukkan perilaku yang sebaliknya. Oleh karena itu, sebagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, tidaklah berlebihan untuk merasa khawatir dan bertanggung jawab atas hal ini.

Dari banyaknya faktor yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang pada remaja, menurut saya ada dua faktor yang cukup penting, yaitu: Pertama, kurangnya keyakinan dalam ajaran agama. Ketika seseorang kehilangan keyakinan pada ajaran agama, maka tidak ada lagi pengawas internal yang membatasi perilaku mereka. Mereka hanya bisa dikendalikan oleh masyarakat melalui hukum dan peraturan sosial. Namun, pengawasan dari masyarakat biasanya tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena pengawasan masyarakat bersifat eksternal, jika seseorang merasa tidak ada orang yang tahu atau tidak akan mengetahuinya, mereka cenderung untuk melanggar aturan dan hukum sosial dengan mudah.

Kedua, kurangnya efektivitas dalam pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga lembaga ini mungkin tidak sesuai dengan standar yang seharusnya diikuti (normatif) atau tidak optimal (objektif). Pembinaan moral di rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan sikap moral anak. 

Pembinaan moral di rumah tangga harus dimulai sejak usia dini dan dilakukan dengan membiasakan, bukan hanya menghafal rumusan baik dan buruk. Sekolah juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan moral anak dengan memadukan pendidikan agama dan pengembangan mental. Masyarakat juga harus berperan sebagai kontrol eksternal dan mengatasi kerusakan moral yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. 

Selain itu, orangtua dan guru seharusnya menyadari bahwa hubungan persahabatan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan kepribadian remaja. Teman dekat dapat mempengaruhi keyakinan dan pemikiran seseorang, dan karena itu penting untuk memperhatikan lingkaran pertemanan anak. Sayangnya, banyak orangtua dan guru yang tidak menyadari hal ini sampai terlambat. Karena kuatnya pengaruh hubungan persahabatan, orangtua dan guru dapat mengetahui keyakinan dan kepribadian remaja dari teman-teman dekatnya.

Berdasarkan definisi dan faktor dari penyebab dekadensi moral, maka dibutuhkan perhatian dari semua elemen, baik itu dari keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah, masyarakat dan sebagainya untuk berusaha secara optimal mengembalikan moral-moral para remaja yang semakin merosot ini kembali pada jalan semestinya. Sehingga para remaja bukan menghasilkan perilaku-perilaku yang melanggar aturan dalam hukum, agama dan masyarakat, tetapi menghasilkan prestasi-prestasi hebat yang dapat membanggakan dirinya, keluarga, lembaga pendidikannya, dan negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline