Lihat ke Halaman Asli

Rosyad Al Ghani

Personal Blog

Membangkitkan Harapan

Diperbarui: 12 Maret 2021   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"setiap pengalaman yang tidak dinilai, baik oleh diri sendiri ataupun orang lain, akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan. Maka belajarlah kau menilai pengalamanmu sendiri" (Pramoedya Ananta Toer)

Kalau dikatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, rasanya tidaklah salah. Pengalaman gagal adalah guru untuk kita mencapai sebuah keberhasilan, begitu juga pengalaman keberhasilan mengajarkan kita untuk mempersiapkan dan mewaspadai sebuah kegagalan. 

Seekor keledai yang bodoh saja belajar dari pengalamannya jatuh kesatu lobang, dan dilain waktu dia tidak ingin jatuh kelobang sama untuk kedua kalinya.

Berkali-kali saya dihadapi kegagalan hidup hanya dikarenakan kelalaian dan kurang cermat menjalankan hidup, namun kegagalan tersebut tidaklah mematahkan semangat untuk bangkit memperbaikinya. 

Saya tidak ingin mengatakan saya sekarang ini sudah berhasil dalam ukuran kesejahteraan, namun saya sangat bersyukur saya mampu mewaspadai terulangnya kegagalan dimasa lalu. Bisa hidup layak di Jakarta ini, cukup sandang dan juga cukup pangan, rasanya sudah sebuah ketenangan.

Hidup kalau senantiasa melihat keatas, maka kita akan senantiasa pula merasa kekurangan. Karena kita hidup mengikuti takaran orang lain, bukan takaran kecukupan kita sendiri. 

Kalau kita mau melihat kebawah kita, maka kita juga akan melihat kenyataan bahwa masih banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan kita akan mensyukuri bahwa kehidupan yang sudah kita raih sedikit lebih baik dari itu. dengan demikian kita bisa mensyukuri nikmat yang sudah kita dapat dan Tuhan berikan.

Tanpa bisa mensyukuri apa yang sudah kita peroleh dan apa yang sudah diberikan-Nya, maka kita akan senantiasa merasa kekurangan, tidak pernah ada puasnya, sehingga segala cara akan kita tempuh hanya untuk mememnuhi syahwat kepuasan. 

Saat itulah kita dikuasi syahwat syaitan. Inilah yang banyak terjadi sekarang ini, hidup tidak pernah merasa cukup, tidak pernah mensyukuri apa yang sudah diraih dan juga tidak pernah mau belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

Capailah sebuah kesuksesan itu dalam takaran yang sangat sederhana, bukan dalam takaran kesuksesan dengan kekayaan dan harta yang berlimpah. 

Kesuksesan dalam takaran yang sederhana ini adalah dimana kita bisa hidup dengan memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. inilah takaran yang sangat mungkin bisa dicapai semua orang tanpa perlu menyusahkan dan merugikan orang lain. Mencari kesuksesan dalam takaran materi hanya akan mengantarkan kita kepada jalan kesesatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline