Oleh : Rizly Amilia Pratiwi
Program Studi Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Indonesia Jl. Prof. KH. Zainal Abidin fikri KM. 3,5 Palembang 30126
Pemilu adalah saranan kedulatan rakyat untuk memilih pejabat pengganti yang mewakili kepentingan rakyat dan lembaga perwakilan yang berfungsi untuk memberikan legitimasi atas kekuasaan yang ada dan bagi rezim baru. Membahas tentang pemilu menurut Miriam Budiardjo (1972) Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu.
Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolok ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai, lobbying, dan sebagainya
Partisipasi dan kerja sama yang aktif oleh berbagai pihak, sangat di butuhkan dalam proses pemilihan umum, salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah berbagi suara dan berbagi harapan. Berbagi suara dan berbagi harapan adalah proses yang memungkinkan individu dan sebuah organisasi untuk berbagi ide harapan dan visi mereka untuk mencapai masa depan yang lebih baik, untuk itu sangat di butuhkan kontribusi dari berbagai pihak dalam memberikan ide dan harapan mereka.
Menurut Miriam Budiarjo (2008:367) adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung atau tidak langsung. mempengaruhi kebijakan pemerintah (publicy policy).
Dalam proses ini warga negara indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin negara yang dapat memajukan negara indonesia. Pemilu tentunya bukan hanya tentang memilih saja tetapi juga tentang ilmu dan harapan yang nantinya akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan itu di harapkan dapat menciptakan suatu kesadaran dan kesepakatan yang lebih luas
Pada saat melakukan pemilihan umum, sangat sering sekali kita temui adanya ketidak jujuran dan kecurangan yang di lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertangung jawab, potensi adanya kampaye hitam dan penyebaran hoax di negara indonesia masih sangat besar.
Padahal, hal tersebut secara jelas dilarang. Bagi mereka yang dianggap menodai, menghasut lawan politiknya nantinya dapat dipidana. Oleh karena itu, pemilih harus pintar dan cermat terlebih jika melihat atau membaca informasi yang tersebar di sosial media serta harus selalu memastikan informasi yang didapatkan benar- benar bersumber dari Lembaga yang kredibel.
Dalam melakukan pemilu adanya Kepemimpinan Penyelenggaraan Pemilihan menjadi faktor yang sangat penting dalam menjalankan Pemilu dengan baik. KPU (Komisi Pemilihan Umum) saat ini terus berupaya menciptakan penyelenggaraan Pemilu yang profesional dan adil. Ketua KPU harus memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dan dinamika yang terjadi dalam proses Pemilu.
Untuk itu adanya pengawasan Pemilu adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam menjaga kejujuran dan integritas proses pemilihan. Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) berperan sebagai pengawas. Pemilu dan bekerja sama dengan berbagai aktor, seperti pegiat Pemilu, universitas, dan kelompok masyarakat. Kerjasama ini membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dan menghindari praktek kecurangan.
Sebagai generani penerus bangsa tentunya harus terus ikut berpartisipasi dalam proses pemiihan umum, untuk mencipatakan pemilu yang adil, jujur, untuk masa depan yang lebih baik bagi negara indonesia. Suara kita akan membawa dampak besar bagi kemajuan negara indonesia.