Lihat ke Halaman Asli

Puisi untuk Seorang Bocah

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini......
Hari ini..... saudaraku kedinginan......
Hari ini..... saudaraku sedang lapar.....
Hari ini..... saudaraku sedang sakit........
Hari ini..... saudaraku tidur dipengungsian...
Hari ini... disana... saudaraku tertimpa musibah banjir...

Banjir...!!!, Banjir....!!!, Banjir....!!!

Ya Allah, tolonglah dan kasihanilah mereka....
Amien... Amien Yaaa Rabbal Alamien...

itulah puisi yang telah dibuat dan dilombakan  yang mengantarkan seorang bocah menjadi juara pertama dalam pembacaan puisi untuk tingkat taman kanak-kanak disekolahnya.

Bagaimana kita tidak bangga bahwa puisi sederhana tersebut telah mengantarkan bocah tersebut menjadi salah satu bocah berprestasi, namun sayang dari kebanggaan tersebut menyelipkan sesuatu yang mengkhawatirkan dan membuat kita sedih.

Apakah yang mengkhawatirkan tersebut, akibat puisi tersebut yang berbekas didalam hati bocah
tersebut yang mengakibatkan bocah tersebut sekarang menjadi selalu takut jika terjadi hujan
walaupun hujan tersebut tidak besar, apalagi jika disertai dengan kilat dan bunyi gledek,
Bocah tersebut menjadi takut dan khawatir jika hujan tersebut menimbulkan banjir besar karena khawatir banyak orang-orang yang akan menderita karena banjir, kedinginan, kelaparan dan ada pula yang terkena sakit.

Pertanyaan :

- apakah kira-kira ketakutan tersebut akan berlangsung sampai dewasa
- Apakah nantinya bocah tersebut akan menjadi sensitip dan menjadi peduli jika terjadi musibah banjir
- Apakah setiap terjadi hujan atau banjir akan mengganggu pribadinya.
- Bagimana cara meyakinkan bahwa banjir tidak akan mencelakainya.

Bagaimana pendapat saudara sekalian.

Tulisan ini saya angkat dari blog saya, sedikit diedit (Mr.JL/2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline