Lihat ke Halaman Asli

Tentang Rere

Diperbarui: 24 Februari 2022   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bulan Februari kali ini saya Moh. Rizky Abdillah sebagai penulis, kali ini saya ingin mengeluarkan tentang karakteristik dari teman saya yang sangat absurd ini, saya mengenal orang ini ketika saya telah memulai pendidikan dibangku perkuliahan, dimana perkuliahan ini diberi nama Universitas Maulana malik Ibrahim, Universitas ini bertepatan di sebuah kota yang diberi julukan kota pendidikan tepatnya di Jawa Timur yaitu Kota Malang, saya dengan dia saling mengenal ketika kegiatan awal bagi para mahasiswa baru yang dikenal sebagai Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan-Fakultas Ekonomi (PBAK-FE). 

Dikala itu saya dengan dia satu kelompok, dan kelompok itu memiliki nomor yaitu nomor 25 dan diberi nama SUMADIREDJA, kelompok itu memiliki pendamping, pendamping kelompok ini seorang perempuan yang telah menempuh perkuliahan semester 3, seseorang itu mempunyai nama yaitu Riska Febriyanti. Nah sekarang saatnya saya mengenalkan nama temen yang ingin saya publikasikan kepada semua orang yang membaca artikel ini bernama Fahreza Naafi Asari.

Fahreza Naafi Asari, biasa dipanggil dengan sebutan Fahreza, Reza, dan yang paling aneh yaitu dia pengen dipanggil Rere, nama Rere sangat aneh sekali bagi saya karena tidak cocok dengan badannya yang besar dan gagah, nama Rere lebih bertujuan kepada seorang perempuan ketimbang laki-laki gagah seperti Fahreza Naafi Asari. Ya begitulah teman saya yang satu ini, dibalik badan yang gagah terdapat keinginan panggilan nama yang rada-rada melenceng.

Rere sedari kecil sudah tinggal di jawa timur, lebih tepatnya dia berada dikota jember, kalau kalian tidak mengetahui kota jember maka saya akan memberitahu kalian. jember adalah salah satu kabupaten yang berada di sebuah pulau yaitu pulau jawa, dan jawa tersebut iyalah salah satu sebuah provinsi yang berada di negara Indonesia dan terletak di provinsi jawa timur. 

Jember ini adalah sebuah kabupaten yang berbatasan dengan kabupatan Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso itu dibagian utara, Kabupaten Banyuwangi di bagian timur, Samudera Hindia di selatan dan Kabupaten Lumajang dibarat.

Rere dilahirkan oleh seorang kedua orang tuanya yang telah berada di dalam kandungan ibu selama 9 bulan lamanya dan dia lahir pada 22-April-2003 di Kota Jember. 

Setelah 6 tahun lamanya dia hidup dibumi Jember, lalu orang tuanya memutuskan untuk memasukkan anaknya ke tempat pembelajaran yang dilakukan dikelas dan biasa kita kenal sebagai Taman Kanak-Kanak (TK), tempat dia belajar pun memiliki nama, dan TK tersebut memiliki nama TK-ABA 2, Rere masuk TK ketika dia berumur 5,5 tahun, pada saat dia berumur 5,5 tahun saat itu juga bertepatan pada tahun 2007. Dia menempuh Taman Kanak-Kanak selama 1 tahun, lalu dia melanjutkan untuk menempuh Sekolah Dasar (SD), yang saat itu dia berumur 6,6 tahun. 

Sekolah dia bertepatan di Kota kelahirannya yaitu di Jember, Sekolahnya yang sekarang pun memeiliki nama, namanya yaitu SDN Kepatihan 06. Seperti sewajarnya orang-orang menempuh Sekolah Dasar yang menempuh 6 tahun lamanya seblum dia melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengan Pertama (SMP). 

Setelah 6 tahun dia menempuh Sekolah Dasar akhirnya Rere telah lulus dari Sekolah itu, dan dia ingin meanjukan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, setelah melalui perundingan bersama keluarga, Rere pun memilih SMP yang tempatnya tetap yaitu di Kota Jember, dan nama dari Sekolah tersebut iyalah SMPN 1 Jember, Alhamdulillah setelah mengikuti tes apapun yang telah diberikan, Rere pun diterima di sekolah tersebut, ketika dia berada di bangku SMP, dia sudah berumur 12 tahun.

Ditempat yang baru ini Rere pun pastinya telah memiliki teman yang bertambah lagi dari sebelumnya, dan teman yang sekarang pun tempat tinggalnya mungkin ada yang dari tetangga sendiri dan dari kecamatan yang berbeda, jadi Rere memiliki teman yang rumahnya dekat dengan dia dan juga memiliki teman yang jauh dari tempat tinggalnya. 

Mungkin ketika dia berada di kelas 1 SMP, dia belum terlalu nakal, karena masih baru mengenal satu sama lain, mungkin setelah berjalan 2 tahun, dia pun sudah mengetahui seisi sekolahan dan untuk apa tempat-tempat tersebut, salah satunya untuk nongkrong. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline