Judul buku: PLATO: Belajar kepemimpinan dari Plato
Penulis: Anom Whani Wicaksana
Editor: Odilia
Penata letak: Rustam Setting
Jumlah halaman: 145 halaman
Cover: Ndaru
Penerbit: C-Klik Media
Tahun terbit: 2018
Pereviu: Muhammad Rizki Hardiansyah/2020_212/Farmasi ID
Buku yang berjudul, PLATO: Belajar kepemimpinan dari Plato merupakan buku yang diciptakan untuk pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang pemikiran, inspirasi, dan motivasi dari Plato. Terdapat banyak kisah inspiratif dan motivasi di buku ini yang akan membawa pembaca untuk menjadi manusia yang bijaksana melalui perenungan atas gagasan-gagasan Plato. Plato adalah seorang filsuf dari Yunani yang lahir pada tahun 427 SM di Athena. Plato adalah murid Sokrates. Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh Sokrates. Plato mendapat julukan “Bapak FIlsafat Barat” karena Plato adalah orang yang pertama kali membukukan pemikiran-pemikiran filsafat, diantaranya Phaidon, Symposion, Politeria, Phaidros, Republica,dan lain-lain. Plato memang berperan sebagai pemikir, pengajar, dan penulis. Bahkan menyusun gagasan tentang sistem pendidikan dan sistem ketatanegaraan yang lengkap. Tiga gagasannya yang paling terkenal adalah gagasan tentang ide; jiwa yang meliputi rasio (kebijaksanaan), kehendak (keberanian), dan nafsu (kesopanan).
Buku yang ditulis oleh Anom Whani Wicaksana memiliki isi yang informatif dan memotivasi. Buku ini menjelaskan tentang latar belakang kehidupan Plato. Yunani merupakan negeri Plato yang melahirkan banyak pemikir besar yang berpengaruh. Pemikiran tersebut mengenai alam dan manusia yang menjadi rujukan para pemikir di masa-masa selanjutnya, termasuk filsuf-filsuf Muslim. Plato lahir dalam suatu keluarga terkemuka di Athena. Ayahnya bernama Ariston, seorang bangsawan keturunan raja Codrus yang merupakan raja terakhir Athena yang hidup sekitar 1068 SM. Ibunda Plato bernama Periktione, seorang perempuan keturunan Solon, tokoh legendaris dan negarawan agung Athena. Plato memiliki tiga saudara kandung, dua orang saudara laki-laki bernama Adeimantus dan Glaucon dan saudara perempuan bernama Potone. Ketika Plato lahir, Athena adalah kota yang paling berkuasa di Yunani yang menerapkan sistem demokrasi. Nama Plato yang sebenarnya adalah Aristokles. Namun, guru senamnya memberinya nama baru yaitu Plato. Dalam bahasa Yunani, berasal dari kata benda platos yang artinya “kelebarannya atau lebarnya”, yang dibentuk dari kata sifat platus yang berarti “lebar”. Dengan demikian nama Plato berarti “si lebar”. Nama tersebut menjadi nama resmi yang ia abadikan melalui karya-karyanya. Plato bercita-cita untuk menjadi negarawan. Tetapi, perkembangan politik di masanya tidak memberinya kesempatan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Di usia dewasa, Plato menjadi seorang filsuf dengan kedudukan yang istimewa. Plato pandai menyatukan syair dengan ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat. Ketika Sokrates wafat, Plato sangat sedih. Plato merasakan kehilangan sosok ayah. Sejak itu pula Plato pergi dari Athena.