Lihat ke Halaman Asli

Sans

Sans

Balas Rasa kecewa dengan Kebaikan

Diperbarui: 23 Agustus 2019   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Semua insan pasti pernah mengalami suatu rasa yang dinamakan Disappointed atau kecewa. Apalagi pada fase menuju dewasa. Entah kecewa dalam suatu hubungan kerabat, percintaan, pertemanan, bisnis, dan lain sebagainya.

But, jangan sampai rasa kecewa tersebut menjadi boomerang dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Pada hakikatnya, manusia dianjurkan untuk berbuat baik dan menjalin silaturrahmi dengan sesamanya. Untuk itu, ketika kita kecewa kepada seseorang karena suatu ucapan atau perbuatan yang disengaja maupun tidak, hendaknya kita tidak memiliki rasa kecewa yang berlebihan. 

Apalagi sampai menimbulkan dendam yang berkepanjangan.
Bijaklah dalam menanggapi suatu masalah duniawi. Memberikan maaf adalah pekerjaan yang sangat mulia, bukan?. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, akan tercipta sebuah kehidupan yang impress. Until, kita bisa lebih memaknai kehidupan dengan baik,. Because, problem datang bukan tanpa alasan. Tapi, ia datang untuk mendewasakan.

I think kecewa terhadap seseorang itu wajar saja, asalkan kecewa tersebut membuat mu lebih baik dari sebelumnya bukan malah mengahancurkan mu secara perlahan. Ada pepatah mengatakan "Seseorang itu berubah  karena dua hal, pikirannya terbuka atau hatinya terluka".

Bahkan jika kita ikhlas dalam menjalani suatu ujian dari-Nya. Kita akan mendapat nikmat berlipat yang penuh makna. Perlahan kamu akan sadar betapa berharga nya kebaikan mu kepada orang yang telah mengecewakanmu. So, kita sama-sama belajar untuk tetap berbuat baik kepada siapapun bahkan terhadap orang yang telah mengecewakan mu sekalipun. Simpan rasa kecewa mu dalam-dalam, tutup rasa kecewa mu rapat-rapat. Tetap lakukan yang terbaik apapun yang terjadi. Jangan jadikan rasa kecewa mu menjadi beban bahkan penghalang untuk mu bangkit.

Sejatinya hati manusia ada di antara jari-jari-Nya, Dialah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai kehendak-Nya. Sangatlah mudah bagi-Nya untuk mengubah benci menjadi cinta ataupun sebaliknya. Maka dari itu, cintailah sesuatu sekedarnya dan bencilah sesuatu sekedarnya pula.
Memang, ikhlas itu tidak semudah mengetik pesan. Tetapi yakinlah, kita bisa mengalahkan rasa ego tersebut. Tetaplah berbuat baik meski kita telah dibuat kecewa. Biar Allah yang membalas semua rasa perih itu. Karena pada dasarnya, Allah menguji seorang hambanya sesuai dengan kemampuan nya. Anggap saja rasa kecewa mu itu ujian dari-Nya karena kamu akan naik kelas atau naik ke level yang lebih tinggi.

Semua orang tentu pernah terluka batinnya. Kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk berbuat baik pada kita setiap saat. Terkadang ada tindakan yang dilakukan orang lain, baik disengaja maupun tidak, yang menyakiti perasaan kita. I think, semua bergantung pada bagaimana diri kita menyikapinya.

Bayangkan jika semua orang berpikiran untuk melakukan pembalasan dendam. Dunia akan kacau dan dipenuhi dengan kebencian. Apakah itu hidup yang kita inginkan?

Barangkali, apa yang dikatakan Frank Sinatra itu benar. Bahwa "Balas dendam terbaik adalah dengan meraih keberhasilan besar."
Percayalah semakin kita berbuat baik terhadap orang yang telah mengecewakan atau bahkan mendzalimi. Semakin membuat kita menjadi legowo dalam menjalani sebuah kehidupan. So, balas lah dendam mu, balas lah kecewa mu dengan cara yang bijak. Bangkitlah dan Buatlah mereka menyesal karena pernah mengecawakanmu.


(M. Nurul Ulfy) Mahasiswa STEI SEBI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline